Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa stres bisa menghambat pembakaran kalori. Stres juga membuat Anda terlihat lebih tua dan kurang konsentrasi saat kerja.
Menurut profesor psikiatri Ohio State University Jan Kiecolt Glaser, stres bisa mengubah cara Anda mengolah makanan. Ketika wanita makan sarapan tinggi kalori yang mengandung lemak sehat setelah mengalami stres, tubuh tidak hanya membakar sedikit kalori, tubuh juga menunjukkan peningkatan kadar indikator kesehatan berbahaya dalam darah. Kondisi ini sama dengan jika Anda mengonsumsi lemak buruk, dikutip dari laman Huffingtonpost, Jumat (30/9/2016).
Advertisement
Untuk penelitian ini, tim peneliti membandingkan wanita yang sarapan dengan biskuit, telur, dan sosis. Beberapa memasak dengan minyak kelapa yang tinggi lemak jenuh dan lainnya memasak dengan minyak bunga matahari yang memiliki lemak baik.
Saat wanita mengalami stres sebelum sarapan, reaksi emosional bisa dibatalkan karena ia mengonsumsi lemak sehat. Wanita yang mengonsumsi lemak jahat memiliki kadar darah lebih tinggi untuk meningkatkan peradangan dan membangun plak di arteri. Memang, lemak baik bisa menurunkan peradangan, tapi setelah mengalami stres, wanita yang mengonsumsi lemak baik pun mengalami hal yang sama dengan wanita yang mengonsumsi lemak jahat.
Stres dapat menggagalkan gaya hidup sehat dan diet yang selama ini Anda lakukan untuk penurunan berat badan. Menurut Kiecolt, ada beberapa hal yang memicu kondisi tersebut. Misalnya, saat stres tidur malam jadi tidak nyenyak, sehingga keesokan paginya Anda akan merasa kelaparan. Selain itu, saat stres Anda juga cenderung tidak olahraga.
(Aluna Swara)