Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhitung rajin blusukan ke kantor pajak untuk meninjau langsung pelaksanaan program pengampunan pajak (tax amnesty), termasuk di hari terakhir periode I ini.
Sidak tersebut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengakui sempat membuatnya dan pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) stres.
"Presiden berkali-kali ke sini sampai membuat kita stres, tapi stres yang baik. Dukungan dari Pak Presiden untuk kita memperbaiki diri lagi," kata Sri Mulyani di kantor pusat DJP, Jakarta, Jumat malam ini.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Jokowi yang sudah memberikan dukungan luar biasa kepada seluruh pegawai DJP dalam pelaksanaan tax amnesty. Meskipun selesai periode I, seluruh jajaran Kementerian Keuangan terutama DJP masih mempunyai pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan.
Baca Juga
Advertisement
"PR-nya beralih ke kami. Cermin dari kepercayaan ini harus kami jaga untuk menegakkan reformasi baik di institusi pajak sampai jajarannya. Reaksi melayani dengan senyum, taat azas, dan profesional merupakan cerminan birokrasi yang sudah di reform," jelas dia.
Sri Mulyani mengaku, masih ada kritik dan saran yang bersifat negatif atas pelayanan DJP. Namun kritikan membangun ini akan dijadikan motivasi bagi institusi pajak untuk terus memperbaiki diri.
"Periode I selesai, masih ada periode II dan III yang harapannya antusiasme masyarakat tetap sama," ujar dia.
Di sisa periode tax amnesty, Sri Mulyani akan fokus sosialisasi kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk ikut serta di program tax amnesty.
"UMKM tidak berubah tarif tebusannya, jadi saya rasa di periode II dan III akan didominasi UMKM. Kami akan terus sosialisasi, karena UMKM perlu dibantu pembukuan dan masalah kepatuhan (pajak)," ucap Sri Mulyani.