Marwah Daud Jadi Pengikut Dimas Kanjeng, Apa Kata ICMI?

Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie mengimbau agar cendekiawan muslim untuk berfikir dengan jernih.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 01 Okt 2016, 09:41 WIB
Ketua Yayasan Dimas Kanjeng, Marwah Daud Ibrahim berani buktikan penggandaan uang secara langsung di depan Presiden.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengimbau kepada anggotanya serta semua kaum ilmuwan dan cerdik cendekia muslim agar menjadi teladan untuk pencerahan bagi umat. Pernyataan ini menyusul adanya pengakuan salah satu aktivis ICMI Marwah Daud yang percaya dengan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

"Kepada para ilmuwan dan cerdik cendekia di mana saja berada, ICMI mengajak dengan segala kesungguhan untuk senantiasa berpikir dan berzikir dengan benar agar kita dapat menjadi teladan untuk pencerahan kepada umat serta kehidupan bangsa dan kemajuan peradaban ke tingkat yang semakin tinggi,” kata Jimly di Jakarta, Jumat, 30 September 2016.

Jimly juga menegaskan bahwa ICMI tidak akan pernah membenarkan siapa pun melakukan kemaksiatan dan tindakan yang melanggar hukum negara.

Jimly mengatakan ICMI tidak terkait dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh Marwah Daud. Sebab, kepercayaan kepada Dimas Kanjeng itu bersifat pribadi.

"Kalau soal Kasus Padepokan Kiyai Kanjeng, baiknya kita percayakan saja kepada aparat penegak hukum dan keadilan.  Semua yang benar adalah benar dan yang salah pasti terbukti pada waktunya," tegas Jimly.

Marwah adalah pengikut setia Taat Pribadi di Padepokan Dimas Kanjeng. Bahkan, Marwah adalah Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng.

Dia yakin bahwa gurunya itu bukan mengajarkan ilmu sesat.

"Apa yang dimiliki guru ini adalah anugerah dari Tuhan, itu karomah," ujar Marwah. Marwah bahkan meyakini kemampuan Taat Pribadi mendatangkan uang adalah fakta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya