Liputan6.com, Cirebon - Jembatan darurat yang menghubungkan Desa Japura Kidul, Kecamatan Astanajapura, dan Desa Beringin, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat rusak. Akibatnya, warga harus jalan memutar sejauh 5 kilometer untuk menuju kedua wilayah itu.
Untuk mempersingkat perjalanan, banyak warga yang nekat melewati jembatan darurat itu dengan membuka alas kaki.
Advertisement
Licin, menjadi alasan warga yang nekat menyeberangi jembatan darurat rusak tanpa alas kaki. Tidak sedikit anak-anak sekolah yang ada di Desa Japura Kidul terpaksa melewati jembatan itu.
"Malamnya hujan dan Sungai Beringin deras sampai ke jembatan, akhirnya rapuh," sebut salah seorang warga Desa Japura Kidul, Uum, Jumat 30 September 2016.
Dia mengaku kasihan melihat anak-anak dari warga Desa Japura yang berhadapan dengan bahaya ketika akan berangkat dan pulang sekolah. Dia mengatakan, sebagian besar wilayah di Desa Japura Kidul dikelilingi persawahan.
Hampir seluruh anak-anak warga Desa Japura Kidul bersekolah di wilayah Desa Beringin Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon.
Orangtua pun khawatir akan keselamatan para siswa yang pergi ke sekolah dengan melintasi jembatan rusak.
"Ini satu-satunya jembatan terdekat yang menghubungkan dua desa. Kalau rusak atau sampai rubuh ya kami harus berputar jauh," ujar Uum.
Bukan hanya rapuh dan berbahaya, kerusakan jembatan diperparah dengan tumpukan sampah yang terbawa akibat derasnya Sungai Beringin.
Anak-anak sekolah pun harus melintas satu per satu melewati jembatan itu. "Kalau berputar kejauhan. Deket lewat jembatan," sebut salah seorang siswa, Amrin.
Dia mengaku, belakangan selalu menyebrang secara bergantian bersama teman-teman sekolahnya. "Belum tahu sampai kapan jembatan rusak seperti ini," kata Amrin.