Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia membukukan inflasi 0,22 persen pada September 2016. Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari-September) 2016 tercatat 1,97 persen.
Tingkat inflasi dari tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 3,07 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menuturkan, dari 82 kota yang masuk survei, sebanyak 58 kota mengalami inflasi, 24 kota deflasi.
Adapun inflasi tertinggi tercatat di Sibolga 1,85 persen dan terendah di Purwokerto dan Banyuwangi masing-masing 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi di Pontianak sebesar 1,06 persen.
"0,22 persen lumayan terkendali. Ada Kenaikan tipis. Selama 2016 Januari-September angkanya ada di bawah inflasi tahunan 2015. Situasi 2016 lebih terkendali," jelas dia di Jakarta, (3/10/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dia membeberkan, adapun penyumbang inflasi antara lain dari makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau inflasi 0,34 persen.
Kemudian pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,52 persen. Di mana adanya kenaikan uang kuliah dan akademi. Kesehatan 0,33 persen.
Lalu perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,29 persen seiring kenaikan tarif sewa rumah naik dan listrik. Transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,19 persen (dari tarif pulsa ponsel 0,05 persen) serta sandang 0,13 persen.
"Bahan makanan juga ada pengaruh dari harga cabai merah karena cuaca yang buruk dan pasokan berkurang sehingga menyumbang inflasi. Tiga bulan ke depan diharapkan tetap terkendali, dan target di akhir tahun bisa tercapai," tandas dia.(Fik/Nrm)