Liputan6.com, Jakarta Setelah mencapai angka satu juta kunjungan wisman untuk pertama kalinya pada Juli 2016, Indonesia kembali mendapat satu juta kunjungan wisman di Agustus 2016, atau mengalami peningkatan sebesar 13,19 persen dibanding Agustus tahun sebelumnya yang hanya mencapai 911.704 wisman.
Data BPS dan Asdep Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan menyebut, secara kumulatif kunjungan wisman pada Januari hingga Agustus 2016 mencapai 7.356.906 wisman atau meningkat sebesar 8,39 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu.
Advertisement
Kunjungan wisman tersebut berdasarkan originasi kebangsaan yang tertinggi berasal dari Mesir, Bahrain, India, Perancis, dan Tiongkok. Menteri Pariwisata Arief Yahya menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Senin (3/10//2016) mengatakan, capaian kunjungan wisman pada Januari hingga Agustus 2016 sebesar 7,4 juta wisman. Capaian ini sudah sesuai target yang ditetapkan. Dengan capaian satu juta wisman di Agustus 2016, tren ini diharapkan mampu bertahan di empat bulan berikutnya, sehingga target 12 juta wisman di akhir tahun dapat terpenuhi.
Arief Yahya lebih jauh menjelaskan, untuk meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan “go digital” menjadi strategi yang harus dilakukan khususnya untuk merebut pasar wisman Tiongkok, yang menjadi fokus pasar utama dan akan memberikan kontribusi terbesar bagi Indonesia.
“Tiongkok merupakan sumber wisman paling besar dunia. Indonesia baru bisa menarik sekitar 1,2 juta wisman atau 1 persen dari seluruh outbound Tiongkok, sedangkan Thailand sudah meraih 8 juta wisma,” kata Menteri Arief.
Untuk mengejar ketertinggalan dari Thailand, Kementerian Pariwisata menggandeng Baidu, perusahaan search engine terbesar Tiongkok untuk membuat program promosi destinasi wisata Indonesia.
“Baidu sanggup meng-create banyak program untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia dari hilir ke hulu. Mulai dari branding, advertising sampai ke selling dan menyanggupi menaikkan kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia hingga 10 juta wisman pada di 2019,” katanya.
Kampanye “go digital” menjadi penting, pasalnya gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, membandingkan produk wisata, memesan paket wisata, hingga berbagi informasi telah dilakukan secara digital. Dengan kata lain, kini wisman melakukan pencarian dan penyebaran menggunakan media digital.
Kedatangan 10 juta wisman Tiongkok menurut Menteri Arief mampu memberikan kontribusi 50 persen dari target kunjungan 20 juta wisman pada 2019.