Liputan6.com, Praha - Setelah tiga bulan lamanya berencana melakukan akuisisi, Avast akhirnya resmi mengakuisisi perusahaan antivirus AVG. Kesepakatan secara aktif dimulai per 3 Oktober 2016 dan pengoperasian dua perusahaan akan berada dalam satu payung perusahaan.
Mengutip informasi Venture Beat, Selasa (4/10/2016), nilai akuisisi AVG mencapai US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 16,8 triliun. Nantinya CEO Avast Vince Steckler akan menjalankan gabungan dua perusahaan tersebut yang diperkirakan memiliki pendapatan senilai US$ 700 atau sekira Rp 9,08 miliar di tahun ini.
Lewat akuisisi ini, jumlah keseluruhan pengguna produk kedua perusahaan tersebut diprediksi mencapai 400 juta pengguna. Jumlah tersebut menjadikan software antivirus mereka menjadi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Sebagai informasi, kedekatan geografis disebut menjadi salah satu pendorong akuisisi ini. Sebab, keduanya sama-sama berasal dari Cekoslowakia, negara yang pernah berdiri pada akhir 1980 sampai awal 1990.
Baca Juga
Advertisement
Pada awal rencana akuisisi, keputusan Avast untuk mengakuisisi AVG dilakukan untuk meningkatkan kapasitas, memperdalam teknologi, sekaligus memperlebar wilayah pemasaran.
Kendati memiliki kedekatan geografis, bukan berarti proses akuisisi ini berjalan tanpa halangan. Mengingat AVG merupakan perusahaan publik, dibutuhkan persetujuan pemegang saham sebelum akhirnya proses akuisisi ini selesai.
Selesainya proses akuisisi ini juga membuat AVG hengkang dari Bursa Efek New York, Amerika Serikat dan menjadi perusahaan terpisah. Adapun CEO AVG Gary Kovacs dipastikan meninggalkan posisinya saat ini.
Kombinasi dua perusahaan ini dipandang secara optimistis mengingat produk perlindungan data yang diberikan dapat lebih baik. Kolaborasi keduanya diharapkan dapat mengatasi ancaman yang terus berkembang di masa depan, salah satunya tren Internet of Things.
(Dam/Why)