Liputan6.com, Jakarta Perselingkuhan, biasanya dikaitkan dengan munculnya rasa depresi, kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, bahkan pembunuhan yang dapat merugikan kedua belah pihak pasangan. Lalu, apa alasan orang berselingkuh? Dan bagaimana mencegahnya agar tak terjadi?
Berikut ini adalah tiga alasan utama seseorang berselingkuh, menurut profesor psikologi di California State University di San Bernardino, Kelly Campbell, Ph.D, seperti dilansir dari Psychologytoday, Selasa (4/10/2016):
Advertisement
1. Alasan individual
Ungkapan “sekali peselingkuh, selamanya berselingkuh,” mengacu pada alasan individu tersebut untuk melakukan perselingkuhan, karena mungkin ia lebih rentan melakukannya. Para peneliti mengidentifikasikannya ke dalam tiga bagian, yaitu:
a. Jenis kelamin
Pria lebih mungkin berselingkuh dibanding wanita, karena pria memiliki lebih banyak testosteron yang bertanggung jawab memicu keinginan yang kuat untuk melakukan hubungan seks.
b. Kepribadian
Mereka yang memiliki kepribadian kurang teliti dan kurang menyenangkan, lebih mungkin melakukan perselingkuhan dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tidak seperti itu.
c. Religiusitas dan orientasi politik
Orang yang sangat religius dan orang yang berorientasi politik konservatif, kurang mungkin melakukan perselingkuhan karena mereka memiliki nilai yang lebih kaku.
2. Alasan memiliki hubungan
Salah satunya, jika seseorang menjalani hubungan yang tidak memuaskan, maka ia rentan melakuan perselingkuhan. Namun banyak juga dari mereka jika sudah memiliki pasangan yang sangat cocok dengannya, maka keinginan mereka untuk berselingkuh pun berkurang, bahkan menghilang.
Selain itu para peneliti menemukan, hubungan yang ditandai dengan ketidakpuasan termasuk seks, dan konflik yang tinggi, maka orang-orang ini berisiko tinggi melakukan perselingkuhan.
"Bahkan, jika pasangannya memiliki perbedaan dalam hal kepribadian, tingkat pendidikan, dan faktor lainnya, maka semakin besar kemungkinan mereka berselingkuh,” ujarnya.
3. Alasan situasional
"Seseorang mungkin tidak memiliki kepribadian yang rentan berselingkuh dan mungkin berada dalam hubungan yang bahagia. Namun lingkungan mereka, bisa menempatkannya pada risiko perselingkuhan,” lanjutnya.
Beberapa situasi terkadang bisa menggoda seseorang untuk berselingkuh, misalnya banyak menghabiskan waktu dengan orang-orang berpenampilan menarik, atau memiliki pekerjaan yang sifatnya harus melibatkan menyentuh orang lain, berdiskusi secara personal, dan lain sebagainya.
Selain itu menurutnya, jika lingkungannya memiliki jumlah rasio yang tidak seimbang antara pria dan wanita, maka orang-orang yang berada di dalam situasi tersebut, berisiko melakukannya.
Cara pencegahan
Pertama, bicarakan bersama pasangan mengenai definisi dan pendapatnya mengenai perselingkuhan. Hal ini perlu karena setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda mengenai hal-hal apa saja yang sudah melewati batas, sehingga hal ini perlu disamakan persepsinya.
Selain itu dengan berdiskusi, juga akan lebih memudahkan kedua pasangan untuk saling memahami di mana batas-batasnya, dan hal apa saja yang akan menyakiti keduanya jika mereka melewati batas tersebut.
“Misalnya hal seperti, ‘apakah makan siang bersama dengan rekan kerja yang menarik, merupakan perselingkuhan?’, atau 'bagaimana dengan percakapan seksi bersama orang asing secara online?’. Diskusi terbuka mengenai pertanyaan tersebut, akan membantu menetapkan batas-batas dan bahkan mungkin bisa menghindari Anda berdua dari rasa sakit akibatnya,” ujarnya.
Namun jika Anda adalah orang yang pernah melakukan perselingkuhan atau mungkin korban dari hal tersebut, penting agar Anda mendapatkan bantuan melalui suatu terapi dari seorang psikolog.
https://www.vidio.com/watch/439219-3-tips-hadapin-nervous-versi-komika
Advertisement