Ilmuwan Dan Galperin memegang botol yang ditandai "Zika" pada pengembangan vaksin virus Zika berdasarkan produksi variasi rekombinan dari protein E dari virus Zika di Protein Sciences Inc., Meriden, (20/6). (REUTERS/Mike Segar)
Pimpinan ilmuwan Produksi Protein Sentrifugasi Paul Koelle, mengoperasikan panel kontrol centrifuge saat pengembangan vaksin virus Zika di Protein markas Sciences Inc di Meriden, Connecticut, (20/6). (REUTERS/Mike Segar)
Theodore Szmurlo, melihat sampel sel dengan mikroskop di Protein Sciences Inc di Meriden, Connecticut, (20/6). Pengembangan vaksin virus Zika ini berdasarkan produksi variasi rekombinan dari protein E dari virus Zika. (REUTERS/Mike Segar)
Dan Galperin saat bekerja pada pengembangan vaksin untuk virus Zika berdasarkan produksi variasi rekombinan dari protein E dari virus Zika di Protein markas Sciences Inc di Meriden, Connecticut, (20/6). (REUTERS/Mike Segar)
Dan Galperin dimurnikan rekombinan Zika diselimuti dengan Protein di laboratorium saat mengembangankan vaksin virus Zika di Protein Sciences Inc. di Meriden, Connecticut, (20/6). (REUTERS/Mike Segar)
Manufaktur Associates Theodore Szmurlo dan David Artus bekerja di ruang kultur sel saat bekerja pada pengembangan vaksin virus Zika di Protein Sciences Inc. di Meriden, Connecticut, (20/6). (REUTERS/Mike Segar)