Survei LSI: Ahok Berpotensi Kalah di Putaran Pertama Pilkada DKI

Jika Ahok berada di posisi aman, semestinya terdapat perbedaan sekitar 20 persen dengan rivalnya.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 04 Okt 2016, 14:31 WIB
Sejauh ini Pemda DKI telah menyisir videotron-videotron yang lama dan habis masa kontraknya.

Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berpotensi kalah dalam Pilkada DKI Jakarta. Sebab, saat ini elektabilitas Ahok dan pasangannya Djarot Saiful Hidayat terus menurun. Sementara rivalnya, Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni, terus naik.

Dari hasil survei, pasangan Ahok-Djarot memiliki elektabilitas 31,4 persen. Pasangan Anies-Sandiaga 21,1 persen sedangkan Agus-Sylvi 19,3 persen. Sementara pemilih yang masih rahasia atau swing voter itu 28,2 persen.

"Artinya, distribusi dukungan hampir merata. Jika kita distribusikan suaranya, bahkan Ahok sebagai incumbent pun masih bisa langsung gugur di putaran pertama," tutur Peneliti LSI Adjie Alfaraby di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (4/10/2016).

Adjie merinci, tidak amannya posisi pasangan Ahok-Djarot terlihat dari selisih suara yang ada. Jika Ahok berada di posisi aman, semestinya terdapat perbedaan sekitar 20 persen antara petahana dengan rival lain.

"Selisih Ahok dan Anies hanya 10 persen. Ahok dengan Agus elektabilitasnya beda hanya 12 persen. Kami cukup pengalaman soal pilkada dan biasanya yang kami catat, posisi aman incumbent itu 20 persen. Artinya angka ini tidak aman karena selisihnya hanya di bawah 20 persen," jelas dia.

Elektabilitas Ahok, kata Adjie, menurun akibat adanya sejumlah kasus yang membuat pandangan negatif di masyarakat. "Seperti soal kasus Sumber Waras," ucap dia.

"Sebagai petahana, mestinya bisa dengan mudah mendapatkan angka itu. Karena kan sudah bekerja hampir lima tahun. Beberapa program kerja juga sudah dikerjakan. Jadi posisi petahana tidak aman," pungkas Adjie.

Dalam penelitian itu, LSI melibatkan 440 responden. Mereka tersebar di sejumlah wilayah di DKI Jakarta. Metodologi yang digunakan adalah multistage random sampling‎ dengan margin of error di bawah 4,8 persen.

Pengumpulan data dilakukan pada 26-30 September 2016. Pihak LSI Denny JA melakukan wawancara tatap muka terhadap responden dengan menggunakan kuesioner.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya