Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan tidak mudah bagi perusahaan di Indonesia untuk menurunkan harga gas lantaran dipengaruhi berbagai faktor.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengungkapkan mahalnya harga gas di Indonesia karena karakteristik ladang gas di Indonesia berbeda dengan ladang gas di beberapa negara.
"Kalau di Indonesia ini cadangan gasnya itu kecil-kecil dan tersebar jauh, berbeda dengan cadangan gas di negara-negara lain misalnya di Iran," kata Dwi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dwi menuturkan, ladang gas di negara timur tengah itu memiliki karakter satu titik memiliki cadangan gas yang cukup besar. Dengan demikian, ongkos produksi di negara itu cukup rendah.
Meski karakteristik ladang berbeda, namun teknologi yang digunakan tidak jauh berbeda, sehingga perusahaan perlu berinvestasi cukup besar.
"Ketiga IRR yg dipegang. investor-investor luar negeri mungkin untuk IRR dalam kalkulasinya memasukkan berbagai risk-risk yang menurut mereka apakah country risk atau semacamnya itu yang perlu di konfirmasi, sehingga di upstream kita bisa menekan harga gas produksi," papar Dwi. (Yas/Ahm)