Liputan6.com, Paris - Di saat pabrikan lain mulai beralih dari mesin diesel karena skandal Dieselgate, Nissan-Renault justru masih mempercayakan masa depan perusahaan pada mesin itu.
Menurut sang CEO, Carlos Ghosn, mereka akan tetap mengembangkan mesin diesel, meski kasus Dieselgate sebetulnya membuka peluang besar bagi pengembangan mobil bertenaga alternatif seperti listrik.
Skandal Dieselgate sendiri adalah kasus di mana emisi gas buang jauh lebih kotor dibanding saat diuji. Hal ini dapat terjadi karena VW menyematkan semacam perangkat lunak untuk mengakali hasil emisi.
Baca Juga
Advertisement
"Tanpa diragukan lagi kami akan terus mengembangkan diesel, terutama untuk SUV dan mobil high-range," ujarnya kepada Associated Press, dikutip dari foxbusiness.com, Rabu (5/10/2016).
Menurut dia, meski mobil listrik akan terus tumbuh, terutama di Eropa, "diesel memegang peranan dan akan terus menjadi mainstream."
Ia juga meragukan apakah tren mobil listrik akan terus mengalami pertumbuhan positif atau tidak. "Tiongkok adalah pasar mobil listrik terbesar di dunia. Namun kita tidak tahu apa tren ini akan berlanjut atau tidak," tambahnya.
Pernyataan Ghosn ini cukup kontroversial, mengingat mobil diesel Nissan juga tak luput dari gugatan. Pada Mei lalu, sebagaimana dilaporkan BBC, Nissan ketahuan memanipulasi hasil uji emisi model Qashqai di Korea Selatan.
Namun tuduhan tersebut ditampik Nissan. Mereka mengaku tidak pernah secara ilegal memanipulasi hasil uji emisi dan menggunakan piranti khusus.