Liputan6.com, Jakarta Dua pocong berdiri di sudut ruangan kamar kontrakan Mutmainah saat ia memutilasi bayi lelakinya, Arjuna. Cerita tersebut diungkapkan kakak kandung Mutmainah, Muhammad Wahidin, saat ia mendapati adiknya tak berbusana dan keponakannya sudah meninggal.
"Saya yang bopong Iin (Mutmainah) ke mobil polisi. Sebelum dibopong, Iin bilang sama saya kalau ada dua pocong di sudut ruangan dekat mayat Arjuna," ujar Wahidin di rumah keluarga Iin, Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Selasa 4 Oktober 2016.
Advertisement
Namun, pria yang akrab disapa Wahid itu tak paham pocong yang dimaksud adiknya. Saat itu, ia langsung memberikan mukena kepada adiknya yang tak memakai pakaian itu.
Selain terkejut, rasa heran juga sempat terlintas di kepala Wahid. Sebab, selain Mutmainah, dua keponakannya juga sama tanpa berbusana.
"Tiga-tiganya enggak pakai baju, si Kalisa (anak sulung Mutmainah yang dipotong telinganya) juga enggak pakai baju, langsung didekap bapaknya dan dibawa ke kontrakan sebelah," ungkap Wahid.
Sejak kemarin, Wahid terus menemani adiknya. Ia yakin adiknya membunuh bayi kandungnya dalam keadaan tak sadar. Ia berulangkali bertanya pada Iin, kenapa membunuh anaknya.
"Tiap ditanya jawabnya beda terus, yang katanya dibisikinlah, yang katanya cuma motong boneka, pokoknya dia enggak nyesal membunuh anaknya, saya juga enggak ngerti," terang Wahid.
Terakhir, Selasa siang 4 Oktober 2016, Mutmainah diperiksa dokter. Pemeriksaan itu hanya berlangsung empat mata antara Mutmainah dan sang dokter.
"Ini saya bawa baju kotornya Iin, tadi sebelum pulang, dia diperiksa dokter. Kami disuruh keluar, saya sama polisi disuruh keluar," kata dia.
Wahid juga mengaku kaget dengan pemberitaan media massa, yang hanya mengutip pernyataan polisi soal adiknya. Ia menepis tudingan bahwa Mutmainah pernah mengancam suaminya.
"Enggak benar itu yang di TV, polisi bilang adik saya mengancam suaminya. Yang bener itu, Iin tekanan batin, adik saya jadi pendiam, dan aneh sejak dua minggu ini," ucap Wahid.
Namun, Wahid dan keluarga tak memungkiri pembunuhan itu dilakukan adiknya. Dia mengakui adiknya sudah kehilangan kesadaran. Ia yang membawa adiknya ke kantor polisi merasakan hal yang aneh dari adiknya.
Mutmainah diduga memutilasi anak bayinya yang masih berumur satu tahun, Arjuna. Bagian tubuhnya anaknya itu diletakkan di atas piring. Usai memutilasi, dia berdiam diri di samping jasad anaknya.
Hingga kini, Mutmainah masih diperiksa kejiwaannya di Rumah Sakit Kramatjati, Jakarta Timur, guna proses penyelidikan kasus pembunuhan dan mutilasi itu.