Liputan6.com, New York - Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan Wall Street adalah aksi jual yang dilakukan oleh pelaku pasar karena melihat adanya peluang dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (5/10/2016), Dow Jones Industrial Average bergerak antara keuntungan dan kerugian di awal perdagangan. Namun akhirnya ditutup turun 85 poin atau 0,5 persen ke level 18.168,45.
S&P 500 juga melemah 10,71 poin atau 0,5 persen ke angka 2.150,49. Sedangkan Nasdaq Composite tergelincir 11,22 poin atau 0,2 persen ke level 5.289,66.
Baca Juga
Advertisement
Menurut analis Securities Seaport kata Ted Weisberg, pelaku pasar sepertinya berbalik arah dari semula mendukung rencana dari The Fed untuk menahan suku bunga menjadi mendorong kenaikan suku bunga secepatnya.
"Kenaikan suku bunga ini bukan khabar baik bagi Wall Street. Akan ada sektor yang beruntung tapi juga ada sektor yang buntung," jelas dia.
Pejabat The Fed Jeffrey Lacker sebelumnya mengatakan bahwa Bank Sentral AS sedang menimbang untuk menaikkan suku bunga secepatnya karena untuk mencegah kenaikan angka inflasi yang terlalu tinggi dan juga mengurangi risiko lain yang bisa terjadi jika suku bunga terus rendah.
Pernyataan dari Jeffrey Lacker ini menyusul pernyataan dari Loretta Mester, pejabat The Fed lain, yang mengungkapkan bahwa sudah saatnya suku bunga Bank Sentral AS disesuaikan.
Dalam pengambilan suara pertemuan The Fed September kemarin, Loretta Mester memberikan suaranya untuk opsi segera menaikkan suku bunga. Namun saat itu sebagian besar pejabat The Fed lebih memilih untuk menahan suku bunga.
Ke depan, geral Wall Street akan sangat terpengaruh dari data tenaga kerja yang bakal keluar dan juga kinerja emiten pada kuartal III 2016. (Gdn/Ndw)