Liputan6.com, Stockholm - Penghargaan Nobel dimulai oleh seorang penemu warga Swedia bernama Alfred Nobel pada 1895.
Penghargaan itu dianugerahkan berkaitan dengan pencapaian ilmu pengetahuan dan orang-orang di belakang pencapaian itu.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Livescience.com pada Rabu (5/10/2016), berikut ini adalah para penerima penghargaan Nobel untuk 2016, walaupun belum semuanya diumumkan.
Penghargaan Nobel Bidang Kedokteran atau Fisiologi
Yoshinori Ohsumi, seorang ilmuwan kelahiran Fukuoka, Jepang, menelisik proses seluler yang dikenal sebagai otofagi (autophagy), yang secara sederhana dimengerti sebagai "memakan diri sendiri".
Dalam keadaan demikian, sel-sel mengambil material yang tidak diperlukan atau sudah rusak, termasuk keseluruhan organel, lalu membawanya ke kawasan daur ulang dalam sel.
Dalam sel-sel ragi, 'ruang' daur ulang itu disebut dengan lisosom. Dalam sel-sel manusia, fungsi daur ulang itu terjadi dalam vakuola.
Oshumi menemukan cara mengamati cara kerja sel-sel ragi dan mengungkapkan terjadinya otofagi di dalamnya. Kemudian, ia melakukan identifikasi gen-gen yang terlibat dalam otofagi ragi dan mengungkapkan bahwa mekanisme serupa terjadi dalam sel-sel manusia.
Temuan pada 1990-an itu memberikan pengertian baru tentang caranya sel mendaur ulang isinya sendiri. Dengan demikian, terungkaplah pentingnya otofagi tersebut dalam beberapa proses fisiologis dan tambahan pengertian tentang penyakit-penyakit tertentu.
Mutasi-mutasi yang terjadi pada proses otofagi telah dikaitkan dengan beberapa penyakit semisal kanker dan gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson’s.
Penghargaan Nobel bidang Fisika
David J. Thouless, F. Duncan M. Haldane dan J. Michael Kosterlitz secara bersama-sama dianugerahi penghargaan Nobel bidang Fisika tahun ini untuk "pengungkapan teoritis transisi-transisi tahapan topologis maupun tahapan-tahapan topologis materinya."
Topologi di sini mengacu kepada "cabang matematika yang menjelaskan sifat perubahan selangkah demi selangkah", demikian menurut Yayasan Nobel.
Temuan teoritis ini mengungkapkan kemungkinan adanya dunia yang ajaib ketika materi dapat mengambil rupa yang berbeda dan aneh.
Menggunakan matematika tingkat tinggi, tiga sekawan itu menelisik keadaan-keadaan materi, misalnya keadaan sebagai superfluida. Dalam keadan itu, zat berperilaku seperti cairan, tapi memiliki kekentalan (viskositas) atau hambatan nol.
Dalam superfluida, tidak ada gesekan yang mengganggu aliran cairan sehingga partikel-partikelnya bertindak seperti partikel super tunggal.
Beberapa ragam eksotis materi misalnya selaput tipis magnetis dan superkonduktor.
Beberapa contoh perilaku aneh dalam keadaan materi demikian misalnya pusaran (vortex) yang selamanya terus berpilin tanpa melambat.
Contoh lain adalah ketika ada aliran arus listrik yang mengalir tanpa hambatan dalam superkonduktor.
Pernyataan Yayasan Nobel menyebutkan, "Terima kasih untuk karya-karya kepeloporan ini, sekarang dimulai lah pencarian fasa-fasa baru dan eksotis pada materi."
"Banyak orang berharap akan penerapan-penerapannya di masa depan dalam ilmu bahan dan elektronika."
Advertisement