Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebutkan, elektabilitas pasangan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat atau Ahok-Djarot terus menurun. Bahkan, pasangan Ahok-Djarot berpotensi kalah dalam Pilkada DKI Jakarta.
Dari hasil survei, pasangan Ahok-Djarot memiliki elektabilitas 31,4 persen. Pasangan Anies-Sandiaga 21,1 persen sedangkan Agus-Sylvi 19,3 persen. Sementara pemilih yang masih belum menetapkan pilihan atau swing voter itu 28,2 persen.
Advertisement
Menanggapi hal tersebut, Ahok menyebut timnya harus bekerja ekstra agar elektabilitas kembali naik saat Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Artinya tim harus kerja keras, bagus itu kan. Jadi saya katakan saya enggak perlu bayar lembaga survei, enak ya. Numpang aja gitu kan?" ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (5/10/2016).
Salah satu faktor menurunnya elektabilitas Ahok adalah penertiban, mulai dari pembongkaran Kampung Pulo, Pasar Ikan, Bukit Duri, Kalijodo, dan Kampung Luar Batang.
Ahok pun menegaskan tetap akan melanjutkan penggusuran karena dia disumpah untuk merapikan Jakarta.
"Saya disumpah kan untuk ngerapihin jakarta. Kasih tahu caranya gimana sih kalo orang udah uruk sungai dari 60 m jadi 20 m dan bikin rumah? Ya pindahin mereka ke rusun kan? Saya dorong (pindah rusun) soal kepilih enggak kepilih kan urusan kedua. Buat apa kamu pilih saya jadi gubernur tapi sungai semua engga rapi?" tandas Ahok.