Liputan6.com, Singapura - Seorang penyelam profesional dilaporkan tewas akibat serangan ikan pari di akuarium laut, Singapura.
Sebelum kejadian mengenaskan itu terjadi Philp Chan, 62, memimpin kelompok penyelam untuk memindahkan makhluk laut dari atraksi Underwater World -- taman bawah laut yang ditutup pada awal 2016.
Advertisement
Pemindahan itu dilakukan pada Selasa 4 Oktober 2016. Menurut laporan yang dikutip dari BBC, Rabu (5/10/2016), Chan berangkat bersama dengan 9 orang penyelam lainnya untuk memindahkan binatang laut yang ada di lokasi tersebut, setelah menemukan habitat yang lebih pantas.
Namun sayang, salah satu dari ikan pari yang berada di akuarium itu menyerangnya.
Tidak jelas bagaimana pria 62 tahun itu diserang, tapi polisi setempat mengatakan ia sempat dibawa ke rumah sakit.
Kondisi parah yang disebabkan oleh ikan pari itu membuat nyawa Chan tidak bisa diselamatkan. Chan dinyatakan tewas oleh pihak rumah sakit.
"Kecelakaan tragis. Chan merupakan satu dari 10 staf yang tinggal di tempat itu untuk merawat hewan laut di sana. Kami sedang mengusahakan tempat yang lebih layak untuk binatang laut itu. Dengan adanya insiden ini pemindahan untuk sementara kami hentikan," kata juru bicara Haw Par Corporation.
"Dia merupakan veteran penyelam, ahli akuarium, dan penjaga hewan yang telah merawat hewan-hewan ini sejak Underwater World pertama kali dibuka," sambung juru bicara itu.
Serangan ikan pari bukanlah sesuatu yang sering terjadi. Hewan itu dilengkapi dengan 'tombak' pada ekornya. Duri tajam berbisa itu terletak di ujung ekor pari.
Duri itu biasanya digunakan untuk mempertahankan diri ketika mereka merasa terancam bahaya.
Hewan itu memang terkenal memiliki sengat yang menyakitkan, tapi mereka sangat jarang sekali menyerang manusia.
Sebelumnya pada 2006, Steve Irwin tewas ditusuk ikan pari tepat di dadanya. Kala itu ia sedang mengadakan ekspedisi menyelam Great Barrier Reef.
Underwater World dibuka untuk umum pada Mei 1991, tapi hanya berselang beberapa bulan, akuarium itu tutup. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya pesaing tangguh di bisnis yang sama.
Dulu, atraksi itu mendapat kritikan karena 'mengurung' lumba-lumba merah muda yang langka. Beberapa dari hewan itu bahkan diduga diambil dari alam liar. Setelah bangkrut, hewan yang berada di Underwater World dipindahkan ke China.