Menko Luhut Mengaku Kirim Mata-Mata buat Awasi Pelabuhan

Menko Luhut mengatakan, dirinya tidak ingin proses bongkar muat hanya berjalan baik saat ada kunjungan pejabat semata.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Okt 2016, 13:27 WIB
Petugas memantau proses bongkar muatan di Stasiun JICT Tanjung Priok, Kamis (18/2). Dioperasikannya KA Logistik Tanjung Priok diharapkan mampu menurunkan masalah waktu bongkar muat atau dwelling time hingga dua hari. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah mengirim mata-mata untuk mengawasi waktu bongkar muat di Pelabuhan (dwelling time).

‎Hal ini dilakukan karena dirinya ingin memastikan proses bongkar muat di pelabuhan tidak hanya berjalan baik dan sesuai target saat ada kunjungan pejabat semata.

Namun kondisi sama dapat tetap berlangsung saat aktifitas normal, sehingga target penurunan dwelling time terjaga dengan baik.

"Sekarang kan saya enggak mau gitu sekarang," kata dia di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu (4/10/2016).

Luhut menuturkan, mata-mata tersebut selama ini selalu melaporkan setiap kegiatan di pelabuhan.

"Saya kirim orang, seperti kemarin di Belawan, enggak usah ngomong-ngomong lagi kita ambil fotonya," ungkap Luhut.

‎Untuk mengurai masalah dwelling time, dia menuturkan, pemerintah sudah menyiapkan terminal barang di luar pelabuhan (dryport), seperti di Jababeka Cikarang yang bisa menampung peti kemas sampai 10 juta teus dan Tangerang dengan kapasitas yang sama.

"Kemarin sore Jababeka (lapor) ke saya, dry port mereka yang di Cikarang itu bisa mengakomodasi 2-10 juta Teus, itu sedang dilakukan dan sekarang bagusnya kereta api sudah ada jalannya nyambung," tutup Luhut.(Pew/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya