Liputan6.com, Medan - Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Tentara Nasional Indonesia diwarnai aksi solidaritas jurnalis di Kota Medan. Aksi diikuti sekitar 100 jurnalis dari berbagai media cetak dan elektronik di ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut.
Koordinator aksi Amrizal mengatakan, solidaritas para jurnalis yang berlangsung di kawasan Jalan Sudirman ini terkait masih banyaknya kekerasan aparat terhadap jurnalis di Kota Medan, maupun di berbagai daerah lainnya di Indonesia.
"Hingga kini belum ada kepastian hukum terhadap kasus kekerasan jurnalis yang dilakukan TNI saat meliput persoalan Sari Rejo," ucap Amrizal di lokasi unjuk rasa, Rabu (5/10/2016).
Pantauan Liputan6.com, sekitar 100 jurnalis yang mengikuti aksi menutup mulut mereka dengan lakban atau selotip berwarna hitam. Hal itu sebagai bentuk simbolisasi bahwa pers di Indonesia masih diwarnai intervensi ataupun kekerasan aparat.
Baca Juga
Advertisement
"Aksi kali ini kami menggunakan lakban hitam untuk menutup mulut, sebagai bukti kekecewaan kami selaku jurnalis terhadap aparat, khususnya TNI yang sudah melakukan kekerasan terhadap rekan-rekan kami," Amrizal menjelaskan.
Usai menggelar aksi di kawasan Jalan Sudirman, sekitar 100 wartawan berjalan kaki menuju Markas Komando TNI Angkatan Udara (Mako AU) Lanud Soewondo di Jalan Imam Bonjol, Medan. Mereka tetap menutup mulut dengan lakban hitam dan membawa poster yang bertuliskan protes keras terhadap TNI
Seorang jurnalis selaku korban kekerasan oknum TNI AU Lanud Soewondo saat meliput kasus Sari Rejo, Array mengatakan, sampai saat ini belum ada kejelasan terhadap persoalan tersebut. Begitu juga dengan rekannya, Andri Syafrin.
"Belum ada kepastian kasus Sari Rejo tersebut, padahal kita sudah melakukan pelaporan terhadap apa yang kita alami," ia mengungkapkan.
Saat tiba di depan Mako AU Lanud Soewondo, para jurnalis tetap melakukan aksi tutup mulut dan hanya memegang poster bertuliskan kekecewaan. Aksi mereka ini juga dikawal puluhan personel kepolisian.
Tidak hanya di Medan. Pada Minggu siang, 2 Oktober 2016, seorang wartawan televisi swasta di Madiun, Jawa Timur, Sony Misdananto, dididuga dianiaya prajurit TNI dari Batalyon Lintas Udara 501 Kostrad. Akibatnya, Sony mengalami luka di bagian tubuhnya.
Menanggapi hal itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, pihaknya sudah menyelidiki kasus dugaan kekerasan aparat ini. Sementara, kedua belah pihak sudah menempuh jalur damai.