Pariwisata Mampu Berkontribusi Besar bagi Penerimaan Negara

Kementerian Pariwisata telah menargetkan pertumbuhan wisatawan mancanegara pada tahun ini sebesar 12 juta orang.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Okt 2016, 17:23 WIB
Ketua KEIN Soetrisno Bachir memberikan penjelasan saat FGD KEIN di Jakarta, Rabu (5/10). Adanya roadmap ini ‎diharapkan dapat mendorong industri pariwisata Indonesia dalam 30 tahun ke depan atau hingga 2045. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menyatakan pariwisata akan menjadi sektor ‎yang mampu berkontribusi besar bagi negara melalui devisa yang dihasilkan. Namun syaratnya, sektor ini bisa dikembangkan dengan baik.

Ketua KEIN, Soetrisno Bachir mengatakan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah menargetkan pertumbuhan wisatawan mancanegara pada tahun ini sebesar 12 juta orang. Target ini akan meningkat menjadi 20 juta wisatawan pada 2020.

"Menteri Pariwisata bilang‎, anggaran kami kecil. Kalau kasih Rp 8 triliun, kita (pariwisata) jadi penghasil devisa terbesar. Dengan target 20 juta tourism itu berarti ada (devisa) US$ 20 miliar. Itu melebihi penerimaan dari migas yang mulai menurun," ujar dia dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Roadmap Industrialisasi 2045 Bidang Pariwisata di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (5/10/2016)‎.

‎Namun menurut Soetrisno, dengan target 20 juta wisatawan, Indonesia akan terus berada di bawah Malaysia. Sebab, saat ini perolehan wisatawan Negeri Jiran tersebut sudah mencapai angka 26 juta wisatawan per tahun.

"Dengan 20 juta ini mungkin bisa jadi (kontribusi penerimaan) nomor 1 di Indonesia. Tapi Malaysia sudah 26 juta, itu kita masih kalah. Malaysia mungkin sudah 40 juta dalam 10 tahun-20 tahun lagi," kata dia.

Oleh sebab itu, ujar Soetrisno, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia bisa mencapai 100 juta orang pada 2045. Dengan demikian, kemajuan di sektor pariwisata tidak hanya dinikmati oleh para pengusaha dan investor, tetapi oleh seluruh masyarakat Indonesia.

"Kalau Presiden maunya pada 2045 bisa sampai 100 juta. Itu di Eropa seperti Paris (Prancis) atau Italia sudah 80 juta. Tapi kalau 100 juta orang, devisa kita bisa US$ 100 miliar.‎ Maka dari industri ini, mulai konglomerasi sampai yang rendah seperti tukang pijit, warung bisa merasakan, dan ini tidak butuh APBN yang besar. Kalau turis banyak, akan buat melek rakyat kita. Mereka akan berkomunikasi dengan manusia-manusia dari penjuru dunia," tandas dia. (Dny/Gdn)

 

https://www.vidio.com/watch/439219-3-tips-hadapin-nervous-versi-komika

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya