Kendala AP II Kebut Penyelesaian Terminal Baru Bandara Supadio

Perkembangan pembangunan proyek terminal baru sudah mencapai 68 persen.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 05 Okt 2016, 18:45 WIB
Perkembangan pembangunan proyek terminal baru sudah mencapai 68 persen.

Liputan6.com, Pontianak - Tidak mudah bagi operator bandara PT Angkasa Pura II untuk menyelesaikan pengembangan Bandara Supadio, Pontianak Kalimantan Barat. Ada beberapa kendala yang dihadapi perseroan.

General Manager Bandara Supadio PT Angkasa Pura II Bayuh Iswantoro mengatakan, perkembangan pembangunan proyek terminal baru sudah mencapai 68 persen. April 2017, bandara yang akan menampung penumpang hingga 3,‎8 juta ini akan beroperasi.

"Untuk soft opening ditargetkan Desember akhir tahun ini selesai paling tidak. Atau awal Januari," ujar dia di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (5/10/2015).

Dia mengatakan, ada beberapa kendala yang dihadapi Angkasa Pura II untuk mempercepat penyelesaian proyek yang dimulai 2012 ini. Salah satunya adalah terkait material bangunan yang harus didatangkan dari luar Pontianak.  "Material semua dari luar. Contoh baja kita datangkan dari Jakarta," tutur dia.

Hal tersebut diamini Chief of Airport Project Management Unit Bandara Supadio Chuanda. Menambahkan pernyataan Bayuh, Chuanda mengatakan, material dikirim melalui Pelabuhan Dwikora.

Barang akan lama sampai jika bongkar muat di pelabuhan harus mengantre. "Satu-satunya ‎pintu masuk itu di pelabuhan," ujar dia.

Dia mencontohkan material seperti baja, besi didatangkan dari Jakarta. Selain itu, ada juga material dan barang yang harus diimpor yakni seperti lift, ekskalator hingga conveyor belt.

"Yang dari Pontianak itu beton dan tanah kerukan,"‎ ujar dia.

Dia juga mengatakan yang menjadi kendala adalah masih beroperasinya terminal yang lama. Dia menjelaskan, menjadi tantangan tersendiri bagi Angkasa Pura II kala membangun proyek terminal bandara di tengah operasional terminal yang sudah ada. Lantaran pembangunan tidak boleh menganggu operasional bandara.

"Jadi operasional itu nomor satu. Itu tidak boleh terganggu. Misalnya memandang, kita harus menunggu penerbangan dulu baru pemancangan," kata dia.

Kendala lain yang disebut Chuanda adalah faktor cuaca yaitu hujan dan kondisi struktur tanah yang harus dikeraskan terlebih dahulu.

Meski begitu, dia menargetkan pekerjaan akan selesai pada 2017, karena pengoperasian diharapkan bisa dilakukan di April 2017. "Kalau soft opening kita harap Desember ini bisa dilakukan," kata dia. (Zul/Ahm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya