3 Pembalap Ini Bermusuhan dengan Rekan Setimnya di MotoGP 2016

Seingitnya persaingan membuat para pembalap MotoGP kesulitan mencari teman.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 06 Okt 2016, 14:10 WIB
Seingitnya persaingan membuat para pembalap MotoGP kesulitan mencari teman. (AFP/Juan Mabromata)

Liputan6.com, Jakarta - Pembalap Repsol Honda Team, Marc Marquez pernah mengatakan bahwa dirinya kesulitan berteman dengan sesama rider MotoGP lainnya. Hal tersebut dikarenakan persaingan yang sangat ketat.

Marquez sempat bersitegang dengan pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi. Perseteruan tersebut terjadi pada MotoGP 2015. Ketika itu, Marquez dituduh bersekongkol dengan pembalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo. Ironisnya, tuduhan itu datang dari Rossi, pembalap yang diidolakan Marquez.

 

Untungnya, pertengkaran antara Marquez dan Rossi sudah berakhir saat MotoGP Spanyol di Sirkuit Katalunya, Juni lalu. Ketika itu, Rossi mengajak Marquez bersalaman di atas podium.

"Saya belajar hanya ada sedikit teman di sini. Hubungan kami hanya sebatas profesional. Ketika sedang balapan, mustahil kami bisa bersahabat," ucap pria berusia 23 tahun tersebut.

Ucapan Marquez itu memang benar. Pasalnya, ada tiga pembalap MotoGP yang bermusuhan dengan rekan setimnya sendiri pada tahun ini. Siapa saja mereka? Simak di halaman selanjutnya.


Valentino Rossi - Jorge Lorenzo

Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. (AFP/Gabriel Bouys)

Perseteruan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo sudah berlangsung sejak 2008, atau lebih tepatnya ketika Lorenzo baru bergabung dengan Yamaha. Meski berada dalam 'satu rumah', Lorenzo dan Rossi sering terlibat perseteruan sengit hingga sekarang.

Pada MotoGP 2016, keduanya sudah sering bertengkar. Pada MotoGP San Marino, 11 September lalu, Lorenzo marah besar kepada pembalap asal Italia tersebut.

Lorenzo kesal dengan cara menyalip Rossi yang terlalu agresif saat balapan. Bahkan, situasi semakin panas saat mereka melakukan konfrensi pers usai MotoGP San Marino.

"Jika saya tidak menarik motor, kami akan tabrakan - saya akan terjatuh. Mungkin Anda tidak jatuh, tapi saya akan jatuh," kata Lorenzo.

Sementara Rossi langsung menyanggah pernyataan Lorenzo. Pembalap berusia 37 tahun tersebut menilai bahwa aksi overtakingnya itu merupakan hal yang biasa.

"Itu tidak benar. Saya tidak tahu apa yang saya harus katakan. Marquez melakukan aksi menyalip 10 kali seperti ini di Silverstone. Apa yang Anda katakan seperti ini tidak benar," ucap Rossi.

MotoGP 2016 bakal menjadi kali terakhir Rossi bertandem Lorenzo. Sebab, juara MotoGP 2015 itu memutuskan untuk meninggalkan Yamaha dan bergabung dengan Ducati.


Andrea Iannone - Andrea Dovizioso

Pebalap MotoGP asal Italia, Andrea Iannone (kiri) dari Ducati terjatuh bersama rekannya Andrea Dovizioso pada Grand Prix di Termas de Rio Hondo, Argentina. (Reuters)

Dua pembalap Italia di Ducati Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso terlibat perselisihan ketika MotoGP Argentina, 4 April 2016. Ketika itu, keduanya yang berada di posisi kedua dan ketiga bertabrakan di lap terakhir.

Usai insiden tersebut, Iannone mengaku kecewa karena rekannya, Dovizioso terlambat mengerem yang mengakibatkan dua pembalap Ducati itu gagal naik podium di Argentina.

"Saya sangat cepat di lintasan kering dan basah (saat di Argentina) dan memiliki potensi yang sangat bagus. Pasti, insiden ini adalah sebuah bencana bagi kami, tetapi inilah yang terjadi," katanya waktu itu.

Akibat insiden itu, posisi kedua dan ketiga diambil alih Valentino Rossi dan Dani Pedrosa yang mengekor di belekang dua pebalap Ducati sebelum jatuh.

Perselisihan keduanya membuat Iannone harus terlempar dari Ducati. Posisinya digantikan oleh Lorenzo. Sementara Dovizioso yang memiliki lebih banyak pengalaman dipertahankan petinggi Ducati.


Danilo Petrucci - Scott Redding

Danilo Petrucci dan Scott Redding (istimewa)

Saat balapan MotoGP Aragon, dua pekan lalu, Danilo Petrucci bersenggolan dengan rekan setimnya di Octo Pramac Yakhnich Team, Scott Redding di tikungan ke-12 pada lap pertama. Hal ini menyebabkan Redding keluar lintasan, sedangkan Petrucci mendapat hukuman dari race director.

Usai balapan, Redding marah besar kepada Petrucci. Bahkan, pembalap asal Inggris itu ingin bersaing dengan Petrucci di MotoGP Jepang, 16 Oktober mendatang.

"Saya kehilangan rasa hormat terhadap Petrucci sebagai pembalap. Saya selalu bilang, dia pria yang baik. Tapi terkadang, dia seakan tidak mempunyai pikiran," kata pembalap berusia 23 tahun itu.

"Saya harus melihat banyak hal yang akan terjadi selama beberapa balapan berikutnya. Tapi, pekerjaan saya di Jepang adalah mengalahkan Petrucci," ucap Redding .

Perselisihan keduanya semakin meruncing setelah Octo Pramac Yakhnich Team hanya menyediakan satu motor baru untuk balapan tahun depan, yakni Ducati Desmosedici GP 17. Motor baru itu bakal menjadi rebutan Redding dan Petrucci.

Yang kalah dalam persaingan bakal menggunakan motor lama, yakni Ducati Desmosedici GP 15. "Tentu saja, mereka (tim) akan melakukan sesuatu untuk musim depan, seperti yang sering dibahas. Saya tidak bisa mengatakannya sekarang. Namun, tim pasti punya cara yang adil untuk menghadapi situasi seperti ini," ucap Redding,

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya