Liputan6.com, Jakarta - Dalam laporan Wealth-X di tahun 2016 terungkap seorang miliarder akan menyisihkan sebagian uangnya pada generasi selanjutnya, yaitu anak. Termasuk para miliarder dunia
Howard Sharfman, seorang ahli data pemindahan kekayaan suatu keluarga, mengatakan pada Wealth X bahwa orang tua ingin memastikan hidup anaknya sangat berarti dan mereka tidak ingin nasib harta menyakiti anak-anaknya.
Advertisement
Dilansir dari CNBC, Kamis (6/10/2016), dua miliarder terkaya di dunia memiliki cara yang sama dalam memberi uang jajan pada anak-anaknya.
Warren Buffett dan Bill Gates memiliki filosofi yang serupa saat mereka menyisihkan hartanya untuk buah hatinya. Filosofi mereka adalah anak-anak mereka tidak akan menerima banyak warisan.
Bill dan Melinda Gates pun hanya memberi sedikit uang dari seluruh hartanya sebesar US$ 81 miliar. Serupa dengan Buffett yang juga menyisihkan sedikit hartanya yang nilainya sekitar US$ 65,4 miliar.
Meskipun kedua miliarder itu memberikan sedikit hartanya, anaknya pun masih termasuk orang terkaya, tetapi tidak setara dengan harta orang tuanya.
Buffett dan Gates membuat semacam ikrar, yaitu Giving Pledge di tahun 2010. Hal ini untuk mendorong orang kaya lainnya agar menyumbangkan hartanya. Yayasan sosial menjadi salah satu cara miliarder ini memberi uang pada anaknya.
Buffet memberi masing-masing tiga anaknya US$ 2 miliar untuk yayasan.
Pada 2016, 154 orang beserta keluarga dari 16 negara berbeda bergabung pada ikrar tersebut, termasuk Richard Branson, Sheryl Sandberg dan David Rockefeller.
Buffett pun memberi resep atau tips memberi bekal uang pada anak. Buffett mengatakan pada Fortune di tahun 1986 bahwa berilah uang secukupnya agar anak bisa menghasilkan atau melakukan sesuatu daripada uang banyak, tetapi anak tidak mendapatkan atau melakukan apa-apa.”
Jika rahasia Buffett tidak manjur, Kevin O’Leary memiliki rahasia yang lebih hebat. Seorang jutawan dan investor Shark Tank ini tidak merencanakan untuk mewarisi kekayaannya pada anak-anaknya. Kevin bercerita pada Chatelaine di tahun 2013
“Anak-anak pun tahu kapan mereka lulus. Setelah itu saya menyuruh mereka untuk merantau. Jika orang tua terus mendekam anaknya di rumah dan di bawah tekanan, anak mereka akan gagal untuk meraih cita-citanya.