Citizen6, Jakarta Menjalani hidup normal seperti orang-orang pada umumnya memang berat bagi seorang yang berkebutuhan khusus (difabel). Walaupun dilahirkan tanpa lengan, lelaki berusia 37 tahun ini pantang menyerah. Ia justru tidak mau menjual kecacatannya dengan menjadi pengemis.
Baca Juga
Advertisement
Sugeng, warga warga Ladang Bambu, Medan, tengah bermandikan peluh di bawah terik matahari. Sehari-harinya, ia berjualan tapai. Seakan tak lelah, suaranya tetap lantang menjajakan tapai ubi dan pulut hitam (ketan hitam) dengan bungkus daun pisang keliling perumahan.
Sebagai orang yang termasuk difabel, ia enggan menyesali nasibnya. Di tengah keterbatasan hidup, ia menjalani profesi penjual tapai keliling, yang sudah 12 tahun dilakoninya. Tapai jualannya ternyata buatan ibunya sendiri.
Hal yang amat ia senangi, tapai buatan ibunya laris manis dibeli ibu-ibu yang menghuni komplek perumahan. Sugeng berjualan tapai menggunakan sepeda motor miliknya. Seperti apa perjuangan Sugeng bisa mengendarai sepeda motor?
Bagaimana kesan pelanggan tapai terhadap dirinya yang memang berkebutuhan khusus? Kamu bisa menyimak kisah perjuangannya di sini.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.