India Minta Harga Daging Kerbau Naik di Akhir Tahun

India menjadi satu-satunya negara yang memasok daging kerbau ke Indonesia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Okt 2016, 14:44 WIB
Menteri BUMN Rini Soemarno mencicipi daging kerbau hasil olahan seorang chef pada acara sosialisasi di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Jumat (2/9). Sosialisasi ini dibuka dengan kegiatan senam ceria bersama seluruh pegawai Bulog. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta India menjadi satu-satunya negara yang memasok daging kerbau ke Indonesia. Importasi di Indonesia sendiri diberikan pemerintah ke Perum Bulog.

‎Meski baru pertama kali Indonesia melakukan impor daging kerbau dari India, namun jumlah importasi yang dilakukan tidaklah sedikit, yaitu mencapai 10 ribu ton. Bahkan jumlah ini akan ditambah lagi 70 ribu ton untuk kebutuhan setahun ke depan.

Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu menceritakan India meminta harga importasi ke Indonesia untuk dinaikkan. Kenaikannya sendiri sekitar 1 sen. Saat ini, harga daging kerbau yang dijual Perum Bulog yaitu Rp 65 ribu per kilogram (kg).

"Menjelang Desember sampai akhir Desember mereka sebut peak season, sehingga mereka minta ada kenaikan, 1 sen dollar naiknya, tetapi kita belum setuju," kata Wahyu saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (6/10/2016).

‎Menurut Wahyu, tingginya permintaan di akhir tahun itu menjadi suatu tradisi konsumsi yang sudah dibaca para pengusaha daging kerbau di India. Untuk itu menjadi kesempatannya untuk menaikkan keuntungan yang mereka peroleh.

Tak hanya itu, Wahyu menjelaskan, rencana kenaikan harga daging kerbau tersebut juga meningkatnya permintaan dari Tiongkok. "Permintaan Tiongkok itu cukup besar, sekarang mereka beli daging kerbau dari India‎, sebelumnya mereka lakukan dari Australia," papar Wahyu.

Sampai saat ini Perum Bulog terus menyelesaikan importasi tahap awal sebanyak 10 ribu ton. Sampai awal Oktober, setidaknya sudah ada 7.800 ton daging kerbau yang masuk ke Indonesia. Dari yang sudah didatangkan itu, 6.000 ton sudah berhasil dijual oleh Perum Bulog.

"Dengan jumlah penjualan tersebut maka kami menilai minat masyarakat cukup tinggi. Hanya memang perlu lebih banyak melakukan sosialisasi dan sosialisasi ke masyarakat,‎" tambah Wahyu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya