Liputan6.com, California - Kabar mengangetkan sempat datang dari Yahoo. Perusahaan tersebut dikabarkan telah membagikan informasi dalam email penggunanya ke badan pemerintah Amerika Serikat, seperti NSA dan FBI.
Menanggapi kabar tersebut, Yahoo segera mengklarifikasi bahwa kejadian semacam itu tak ada. Melalui juru bicaranya, perusahaan itu menyebut bahwa informasi yang dirilis Reuters itu sebagai kabar menyesatkan.
"Kami tak menanggapi permintaan pemerintah mengenai data pengguna untuk memperkecil pengungkapan. Pemindaian email yang disebut dalam artikel itu juga tak ada dalam sistem kami," ujarnya seperti dikutip dari laman Business Insider, Kamis (6/10/2016).
Sayangnya, perusahaan yang baru dibeli Verizon itu tak menjelaskan secara lebih spesifik mengenai rumor tersebut. Sistem yang dimaksud dalam klarifikasi itu sendiri pertama kali diketahui dari laporan Reuters.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan itu, Yahoo disebut memiliki sistem khusus untuk memindai email pengguna dan informasinya, kemudian diserahkan pada badan intelijen Amerika Serikat.
Berdasarkan informasi dari sumber anonim, ada jutaan akun Yahoo Mail yang telah dipindai mengikuti permintaan tersebut. Informasi itu kemudian diberikan pada NSA atau FBI.
Pun demikian, belum diketahui informasi seperti apa yang dibutuhkan badan intelijen keamanan negara itu. Hanya disebutkan Yahoo diminta mencari sejumlah informasi tertentu yang mungkin ada dalam isi atau lampiran email.
Tindakan ini adalah yang pertama kali dilakukan oleh perusahaan teknologi asal negeri Paman Sam tersebut.
Menurut ahli pengawasan, perusahaan biasanya hanya memberikan sejumlah akun secara real-time atau pesan yang sudah disimpan, alih-alih memberikan seluruh informasi pesan.
(Dam/Isk)