Liputan6.com, Jakarta Harga gas di Indonesia lebih mahal jika dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia Tenggara (ASEAN). Lebih murahnya harga gas di beberapa negara lain bukan semata-mata hanya karena tata niaga yang baik, tetapi ada juga penyebab lainnya.
Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi mengatakan, banyak diberitakan bahwa harga gas di beberapa negara lain di kawasan ASEAN di kisaran US$ 4 per MMBTU.
Menurut dia, pemberitaan tersebut perlu diluruskan. Alasannya, saat ini sebenarnya harga gas di pasar berada di kisaran US$ 7per MMBTU hingga US$ 9 per MMBTU. Artinya, harga gas di pasaran tersebut sudah hampir sama dengan rata-rata harga gas di Indonesia yang ada di kisaran US$ 10 per MMBTU.
Baca Juga
Advertisement
"Harga gas di Asia Tenggara bukan US$ 4 sampai US$ 5, tapi sudah US$ 7 sampai US$ 9 per MMBTU. Tolong dikoreksi," kata Agus dalam diskusi penurunan harga gas industri untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional, di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Pengamat Kebijakan Publik dan Energi Agus Pambagyo melanjutkan, murahnya harga gas di Asia Tenggara, khususnya Malaysia sebesar US$ 4 per MMBTU, disebabkan adanya subsidi oleh pemerintah.
"Pemerintah Malaysia melalui Petronas memberikan subsidi harga gas kepada industri-industri mereka," ungkap Agus.
Jumlah subsidi yang diberikan pemerintah untuk menekan harga gas di negara tersebut cukup besar. Pemerintah Malaysia memberikan subsidi melalui Petronas sebesar Ringgit Malaysia (RM) 230.6 miliar atau US$ 57.5 miliar, yakni sekitar Rp 776,25 triliun lebih.
"Selain memberikan subsidi melalui Petronas, pemerintah Malaysia juga menjamin kehandalan pasokan gas bumi," ucap Agus. (Pew/Gdn)