Suami Mirna: Saya Kecewa Sekali Jessica Dituntut 20 Tahun Penjara

Suami Mirna, Arief Soemarko, meminta agar Jessica dihukum seberat-beratnya.

oleh Muslim AR diperbarui 06 Okt 2016, 19:15 WIB
Suami Mirna, Arief Soemarko saat tiba di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Rabu (3/2/2016). Polisi memanggil Arief untuk dimintai keterangan sebagai saksi. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga Wayan Mirna Salihin kecewa dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap terdakwa Jessica Kumala Wongso dengan pidana penjara 20 tahun. Tuntutan jaksa tersebut dibacakan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu 5 Oktober 2016.

"Saya tidak puas dan kecewa sekali," ujar suami Wayan Mirna Salihin, Arief Soemarko, sambil terisak saat jumpa pers di sebuah restoran di gedung Panin Tower, di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2016).

Arief menyebut, keluarga tidak merasa puas dengan tuntutan tersebut. Sebab, akibat perbuatan Jessica, Mirna meninggal.

"Pemutaran balik fakta yang luar biasa menurut saya. Karena kami keluarga tidak pernah merasa puas, karena Mirna hilang. Enggak bisa balik lagi," kata dia.

Dia meminta agar Jessica dihukum seberat-beratnya. Selain itu, hukuman berat terhadap Jessica untuk mencegah tindakan serupa tidak terjadi pada orang lain.

"Bagaimana ini kalau terjadi dengan orang lain. Di mana hati nurani kalian? Kita sedih, yang jelas kita selalu di sisi Mirna, kita semua sayang Mirna," kata Arief.

Arief mengungkapkan, telah mengenal Mirna sejak 2006. Mereka menjalin kasih hingga 8 tahun lamanya hingga akhirnya menikah. Kisah perjalanan cintanya dengan Mirna banyak membuat dia berubah lebih baik.

"Kepergian dia ini kita baru sebulan lebih menikah. Perginya dia ini menyayat hati apalagi yang ngelakuinnya itu temannya," kata Arief.

Dia mengatakan, tidak menyangka nasib tragis akan dialami oleh istrinya. Sebab, dia sendiri yang mengantar Mirna ke Kafe Olivier di Grand Indonesia pada 6 Januari 2016 untuk bertemu Jessica dan Hani.

"Saya sendiri yang anter dan bilang akan jemput. Enggak nyangka dapat telepon yang seperti itu. Sampai sekarang kata-kata Hani masih teringat, waktu jemput itu masih ada ekspresinya, enggak ke hapus. Saya enggak mau balik ke waktu itu karena itu sangat menyakitkan bagi saya," kata Arief.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya