Liputan6.com, Yogyakarta - Kabupaten Kulonprogo mulai dikenal dengan kemandirian ekonomi yang dibangun 5 tahun terakhir. Kemandirian ekonomi ini terlihat dari program Bela dan Beli Kulonprogo. Salah satu program yang muncul adalah akuisisi swalayan berjejaring dengan Tomira atau Toko Milik Rakyat.
Sri Harmintarti Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo mengatakan, saat ini Kulonprogo memiliki 9 Tomira. 7 Tomira diantara berasal dari posisi take over dan dua Tomira dari kerja sama modal penyertaan. 7 Tomira ini berawal dari penegakan tentang perlindungan pasar tradisional. Dimana toko modern dan waralaba dan berjejaring tidak boleh berada dalam jarak 1 km dengan pasar tradisional.
"Ternyata ada sejumlah 7 itu. lalu dilakukan take over oleh koperasi. Caranya dibeli oleh koperasi kalo dibeli koperasi, tomira tidak menjadi bagian dari berjejaring atau cabang. kepemilikan ada pada koperasi. Tomira tidak bisa waralaba. Boleh kerjasama dengan menjadi pemasok," ujarnya Kamis (6/10/2016).
Baca Juga
Advertisement
Sri mengatakan sementara dua Tomira menggunakan model modal penyertaan dimana Tomira dibangun dari awal oleh koperasi. Koperasi yang mengelola Tomira ini untuk menciptakan iklim usaha terhadap industri dan UMKM. Oleh karena itu pihaknya selalu melakukan pembinaan kepada koperasi koperasi yang ada di wilayah Kulonprogo.
"Pemerintah daerah mendorong kalo jadi koperasi maka ini bisa dikelola dengan manajemen. manajemen yang berkualitas ini juga kita lakukan pembinaan kepada koperasi koperasi," ujarnya.
Sri mengatakan sejak tahun 2014 Tomira ini dibentuk sudah cukup membuat pergerakan uang di wilayah Kulonprogo lumayan bagus. Omzet setiap Tomira bervariasi namun mencapai ratusan juta rupiah. Namun begitu ia tidak menargetkan berapa jumlah Tomira yang akan dibentuk lagi pada tahun in atau tahun tahun selanjutnya. (Yanuar H/Gdn)