Liputan6.com, Bogor - Jembatan bambu di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, rawan ambrol. Meski membahayakan, jembatan yang menghubungkan Kecamatan Jonggol dan Sukamakmur itu tetap dilewati warga.
Warga terpaksa menyeberang melewati jembatan tersebut. Karena jika melalui jalur utama harus memutar dan menempuh jarak sekitar 15 kilometer.
Advertisement
Menurut warga Kampung Tegal, Desa Sukaresmi, bernama Imam (50), penyangga jembatan bambu itu kini sudah rapuh dan tergerus arus sungai. Tiang penyangga dan bantalan jembatan juga banyak yang keropos.
Menurut dia, jika warga akan melewati jembatan yang dibangun 20 tahun silam itu, maka warga harus berhati-hati dan waspada. Sebab, kondisi jembatan yang ada di wilayah timur Kabupaten Bogor itu nyaris runtuh.
Pada musim penghujan seperti saat ini, jembatan yang terbuat dari bambu tersebut rawan hanyut terbawa arus sungai, sehingga membahayakan warga. "Kalau hujan sangat licin," ujar Imam kepada Liputan6.com, Kamis (6/10/2016).
Jembatan yang melintang di atas Sungai Cipamingkis itu merupakan jalur terdekat dari Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukamakmur, ke Desa Sukanagara, Kecamatan Jonggol. Jarak tempuh yang diperlukan hanya sekitar lima kilometer.
"Hanya bisa dilewati sepeda motor. Kalau bawa beban terlalu berat, penumpang harus turun dan menenteng barang yang dibawa," ujar pengurus jembatan tersebut.
Hidayat (40), warga lainnya, menambahkan jembatan sepanjang 75 meter dan lebar 1 meter ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat sekitar. Malahan jembatan ini sudah tiga kali hanyut diterjang derasnya arus.
"Selama ini warga yang memperbaikinya," ujar Hidayat.
Hidayat adalah satu di antara ribuan warga di dua kecamatan yang harus bertaruh nyawa setiap hari berangkat dari rumah untuk beraktivitas.
Mereka menggunakan jembatan itu untuk belanja berbagai kebutuhan pokok, bekerja, ke rumah sakit maupun bersekolah.
"Keinginan kami jembatan dibeton dan dapat dilintasi kendaraan roda empat supaya mempermudah aktivitas warga," ujar Hidayat.