Liputan6.com, Jakarta - Untuk mencetak uang rupiah baru, Bank Indonesia (BI) terus mendorong penggunaan komponen lokal. Selama ini memang komponen utama terutama kertas diimpor dari beberapa negara lain.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi menjelaskan, bahan-bahan yang digunakan untuk uang kertas di Indonesia kebanyakan merupakan produk impor. Seluruh barang-barang tersebut lulus sesuai dengan standar spesifikasi internasional.
Baca Juga
Advertisement
"Umumnya pemasok bahan uang yang ikut serta dalam proses pengadaan di BI juga merupakan pemasok bahan uang bagi negara-negara lainnya," kata Suhaedi kepada Liputan6.com, Jumat (7/10/2016).
Untuk pelaksanaan pengadaan bahan uang, BI mengacu kepada prinsip-prinsip kompetitif, kewajaran harga dan efektivitas serta meminimalkan risiko.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas menambahkan, soal bahan uang rupiah kertas, Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan Jepang. Yen yang merupakan mata uang Jepang menggunakan bahan baku kertas dari dalam negeri.
Meski berasal dari dalam negeri, namun justru hal tersebut yang menjadikan yen tidak mudah untuk dipalsu dan mudah dikenali.
"Jadi di Jepang itu bahannya berasal dari tanaman yang hanya bisa hidup di Jepang itu sendiri, itu menjadi tidak mudah dipalsukan. Saya sedang mencoba untuk bisa seperti itu," paparnya.
Ronald mengaku saat ini telah memiliki tim dari Bank Indonesia untuk mengkaji berbagai kemungkinan untuk membuat bahan uang rupiah kertas dari sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. (Yas/Gdn)