Liputan6.com, Jakarta Gatot Brajamusti telah mengakui adanya ritual seks menyimpang di padepokannya kepada kepolisian. Hal tersebut jelas membuat para korban pria yang kerap disapa Aa Gatot ini bisa sedikit lega.
"Bagus lah, dia menyampaikan yang sebenarnya. Karena fakta hukum yang sebenarnya memang begitu. Lucunya pengacaranya, malah dia yang menyangkal," kata Rhony Sapulette, kuasa hukum salah seorang korban Aa Gatot, CT, saat dihubungi via telepon, Jumat (7/10/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dengan dalih sebagai seorang guru spiritual, Gatot Brajamusti pun memiliki cara untuk mengelabui para korbannya. Selain dengan aspat alias sabu, menikah dengan Gatot Brajamusti juga tak harus datang ke Kantor Urusan Agama (KUA) dan disaksikan oleh wali dan para saksi pernikahan.
"Para korban kan dijanjikan akan dinikahi, tapi kan tidak terlaksana. Menurut pemahaman si Gatot, dengan bersalaman saja mereka sudah sah sebagai suami istri," sambung Rhony Sapulette.
Sementara itu, kondisi korban pelecehan seksual Gatot Brajamusti kini sudah kian membaik, meski trauma masih menghantui. "CT sekarang sudah berangsur baik. Trauma pasti ada, apalagi sudah punya anak (dari Gatot Brajamusti)," kata Rhony Sapulette.