Menhub: Ada Indikasi 3 Oknum Bermain di Pelabuhan Belawan

Menurut Menhub Budi Karya, ketiga oknum tersebut memiliki peran yang berbeda-beda.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Okt 2016, 20:33 WIB
Budi Karya Sumadi dipercaya Presiden Joko Widodo menduduki kursi Menteri Perhubungan

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, ada tiga oknum yang terlibat kasus waktu bongkar muat (dwelling time) di Pelabuhan Belawan, Medan. Tiga oknum tersebut kini ditangani pihak kepolisian.

Budi Karya menerangkan, tiga oknum tersebut memiliki peran yang berbeda-beda. Oknum pertama dengan inisial PS diketahui sedang menyuap petugas Bea dan Cukai. Dua oknum lain, HB dan SF melakukan pemerasan ke pengusaha. Hal ini menjadi penyebab dwelling time bertambah lama.

"Kalau dari keterangan yang kita peroleh dari Kapolda Sumatera Utara, itu ada seseorang dengan insial PS itu diketahui sedang  menyuap petugas Bea Cukai. Yang lain ditangkap 2 orang oknum dari asosiasi tertentu, inisial HB dan SF sedang melakukan pemerasan ke pengusaha," jelas dia dalam konferensi pers di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Jakarta, Jumat (7/10/2016).

Namun, dia belum bisa membeberkan nilai suap tersebut. Lebih lanjut, Budi Karya mengatakan penangkapan ini merupakan koordinasi yang baik antar lembaga.

"Berkaitan penangkapan tiga oknum diindikasi melakukan tindakan kriminal terhadap operasional Pelabuhan Belawan. Hal ini menujukan kerjasama Kemenhub dan Kepolisian. Memang berdasarkan arahan Presiden melakukan pembersihan oknum-oknum yang melakukan tindakan kriminal di pelabuhan dalam rangka memperbaiki pelabuhan, logistik nasional," jelas dia.

Budi Karya mengingatkan, supaya hal ini tidak diikuti oleh petugas lain. Dia menegaskan, saat ini pemerintah sedang memperbaiki indeks logistik di Indonesia.

"Saya sebagai Menteri Perhubungan mengingatkan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) melakukan kegiatan lebih governance tidak melakukan praktik-praktik tidak dinginkan kita ingin memperbaiki indeks logistik yang turun," tukas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya