Liputan6.com, Port-au-Prince - Sejauh mata memandang, yang terlihat adalah kehancuran. Rumah sakit sekalipun tak mampu bertahan dari hantaman Badai Matthew, lantai fasilitas itu kini mirip rawa, penuh air bercampur lumpur dan sampah.
Warga terpaksa tinggal di jalanan, berkemah di depan rumah mereka yang rusak parah. Gedung-gedung tinggal puing, ladang pertanian rata dengan tanah. Haiti menjadi wilayah paling terdampak.
"Bagiku, Roche-à-Bateau bukan lagi tempat yang layak untuk hidup," kata Warens Jeanty, operator wisata di kota pantai tersebut seperti dikutip dari New York Times, Sabtu (8/10/2016).
Badai juga merenggut korban jiwa. Seperti dikabarkan Reuters, data terbaru menunjukkan sekitar 877 orang tewas di Haiti, puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Jumlah korban jiwa di negara paling miskin di benua Amerika itu meningkat dua kali lipat dari laporan sebelumnya, setelah informasi dari lokasi terpencil masuk ke pusat data.
Badai Matthew kian memperburuk kondisi hidup warga Haiti, yang belum lagi pulih dari dampak gempa 2010 lalu.
Kala itu, pada 12 Januari 2010, gempa dengan kekuatan 7,0 skala Richter menggucang Port-au-Prince, Haiti. Akibatnya jauh lebih tragis. Sebanyak 70 persen struktur di ibukota itu rata dengan tanah, 230 ribu orang tewas.
Badai yang belum lama menerjang menghidupkan kembali perdebatan tentang pemanasan global dan ancaman jangka panjang yang ditimbulkan oleh kenaikan permukaan laut ke kota dataran rendah dan yang terletak di pinggir pantai.
Advertisement
Setidaknya ada 3 kota di Haiti, di perbukitan maupun pantai di wilayah barat, di mana dilaporkan puluhan korban tewas.
"Pohon jatuh dan menimpa rumah. Tempat tinggal kami hancur lebur, aku tak bisa keluar," kata Jean-Pierre Jean-Donald (27).
"Orang-orang berdatangan menyingkirkan puing-puing. Aku melihat istriku meninggal dunia," tambah dia. Di samping Jean-Donald ada seorang bocah perempuan yang menangis. Ia adalah putrinya.
"Ibu," kata anak perempuan itu, menangis terisak.
Matthew juga memicu evakuasi massal di sepanjang perairan Amerika Serikat.
Presiden AS Barack Obama mendesak masyarakat untuk tidak cepat merasa aman dan memperhatikan petunjuk keselamatan. Tak lama kemudian Matthew menerjang pantai Florida dengan kecepatan hingga 195 km/jam.
Setidaknya dilaporkan ada empat kematian akibat badai di Florida, namun tidak ada laporan tentang kerusakan yang signifikan di kota-kota -- di mana badai membanjiri jalan, pohon-pohon tumbang, memicu evakuasi lebih dari 1 juta orang.
Dua orang tewas akibat tertimpa pohon, demikian menurut pejabat Florida. Sementara itu, pasangan lanjut usia meninggal karena keracunan karbon monoksida dari generator saat mereka berlindung dari badai di dalam garasi.