Aktivis Berharap Sepak Bola Bisa Jadi Alat Perjuangan

Sarman berjanji akan memerdekakan sepak bola Indonesia dari campur tangan pihak lain.

oleh Dewi Divianta diperbarui 08 Okt 2016, 17:00 WIB
Kantor PSSI (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum ‎Masyarakat Sepak Bola Indonesia  (MSBI), Sarman El-Hakim, mendeklarasikan diri maju sebagai kandidat Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia  (PSSI)  pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar 17 Oktober 2016 di Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam paparannya, aktivis sepakbola Indonesia itu mengaku akan terus memperjuangkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia tahun 2022 mendatang.  Sarman, memang selama inigetol mengkampanyekan, termasuk melakukan lobi-lobi diplomatik ke beberapa negara untuk mendukung Indonesia sebagai tuan rumah hajatan akbar sepakbola dunia tersebut.

‎Menurut Sarman, FIFA pada tahun 2010 sempat menominasikan Indonesia sebagai wakil Asia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. "Saat itu Indonesia berada di urutan pertama dengan meraih 4 suara, Korea 3 suara, Qatar tidak mendapat suara," kata Sarman kepada wartawan, Sabtu, (9/10/2016).

Pada acara deklarasi yang mengambil tema "Sepakbola untuk Merdeka, Revolusi PSSI Alatnya" itu Sarman menyayangkan sikap pemerintah yang tidak percaya diri mengambil kesempatan emas tersebut. Menurut dia, FIFA tak cuma-cuma memberikan kesempatan kepada suatu negara untuk menjadi penyelenggara Piala Dunia. Hingga kini,  banyak negara dengan infrastruktur yang kuat dan prestasi sepakbolanya unggul, namun belum pernah ditunjuk oleh FIFA sebagai penyelenggara Piala Dunia.

"Belanda contohnya. Kurang apa negara tersebut? Tapi sampai sekarang sekalipun belum pernah Belanda menjadi tuan rumah Piala Dunia. Kita (Indonesia) dinominasikan, tetapi pemerintahnya tidak percaya diri. Dianggap mimpi yang terlalu tinggi," ucapnya.

Jika terpilih sebagai Ketua Umum PSSI, Sarman, berjanji akan melobi Presiden Joko Widodo dan FIFA agar Indonesia benar-benar merasakan eforia tuan rumah di ajang bergengsi sejagat tersebut. "Kita akan perjuangkan itu. Sama seperti negara lain yang optimistis ketika ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah, bukan justru malah pesimis," kata dia.

Ia juga berjanji akan memerdekakan sepakbola Indonesia dari campur tangan pihak lain. ‎Begitu terpilih sebagai Ketua PSSI kelak, langkah pertama yang dilakukan oleh Sarman adalah bersurat kepada presiden dan pimpinan partai politik untuk agar segera menarik kader mereka di tubuh PSSI.

"Saya akan lakukan itu. Itu kalau sepakbola kita mau maju. PSSI juga harus dimerdekakan dan tidak boleh menjadi sarana eksistensi sesaat dari kepentingan pribadi atau kelompok, sehingga mengabaikan kepentingan bangsa yang lebih besar.

"PSSI harus dimerdekakan kembali sesuai cita-cita para pendirinya yaitu untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Saya akan berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan hal tersebut," tegas Sarman.


Alat Perjuangan

Selain itu, Sarman juga akan membawa PSSI lebih jauh melihat sepakbola sebagai alat perjuangan internasional dengan mengedepankan lobi-lobi melalui kerja sama sepakbola untuk mengangkat citra Indonesia di mata internasional.

"PSSI juga harus merdeka dan mulai menata serta membenahi perencanaan keorganisasian secara lebih baik. Meningkatkan infrastruktur dan mekanisme kerja organisasi, sehingga mempunyai kesinambungan dalam program kerjanya untuk mencapai goal prestasi yang ditargetkan," papar dia.

"PSSI juga harus merdeka dalam membiayai organisasi dan program kerjanya yang tidak mesti membebani rakyat Indonesia. Akan tetapi secara profesional harus menggali potensi finansial yang ada dalam koridor kerja sama saling menguntungkan sebagai perpanjangan dari FIFA," tutup Sarman.

Sarman El-Hakim merupakan aktivis sepakbola Indonesia. Sejak delapan tahun lalu ia berkeliling Indonesia dan dunia untuk mengampanyekan dan meminta dukungan Indonesia sebagai host official World Cup 2022.

Dalam berbagai kesempatan Timnas bertanding di dalam dan luar negeri, Sarman selalu menyempatkan diri hadir dengan ciri khas bendera Merah Putih raksasa. Sarman juga yang pernah 'menutup' kantor FIFA dengan bendera raksasa Indonesia.

Di beberapa negara seperti Brazil, Inggris, Meksiko dan lainya, Sarman juga harus berurusan dengan aparat keamanan setempat lantaran membentangkan bendera Merah Putih di tempat umum dan meminta dukungan kepada masyarakat internasional untuk Indonesia pada Piala Dunia 2022.

Bahkan, ia harus harus berurusan dengan pihak kepolisian di Bali pada pertemuan KTT APEC 2013 lantaran menghadang mobil Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dengan bendera merah bertuliskan "Indonesia for FIFA World Cup 2022" Sarman meminta dukungan kepada Putin agar Negeri Beruang Putih itu mendukung Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.‎

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya