Cegah Serangan Asap, Helikopter Tembak 750 Ton Air

Kebakaran di lahan bergambut sudah terjadi beberapa hari dan dikhwatirkan asapnya masuk ke Kota Pekanbaru.

oleh M Syukur diperbarui 09 Okt 2016, 22:30 WIB
Helikopter tembak air ke lahan gambut terbakar (Liputan6.com / M.Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Pasca-jatuhnya bucket pengangkut air untuk di lokasi kebakaran lahan, Helikopter Sikorsky kembali beroperasi dan masih menjadikan lahan di Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau sebagai target utama.

Pasalnya, kebakaran di lahan gambut itu sudah terjadi beberapa hari dan dikhawatirkan asapnya masuk ke Kota Pekanbaru, khususnya lintasan pacu Bandara Sultan Syarif Kasim II yang bisa mengganggu penerbangan.

Pada operasi pemadaman Minggu (9/10/2016), sebanyak 184 ton liter air ditumpahkan di lokasi tersebut. Meski demikian, api belum sepenuhnya padam karena lokasi masih mengeluarkan asap tipis.

"Hari ini di Rimbo Panjang dilakukan 46 kali waterbombing. Asap tipis dari pantauan udara masih ada," kata Kasi base Ops Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Mayor Ferry Durwantoro kepada wartawan, Minggu petang 9 Oktober 2016.

Dia menyebutkan, pemadaman di lokasi tersebut sudah lima hari dilakukan. Lokasi menjadi prioritas karena letaknya yang berdekatan dengan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

"Sabtu kemarin helikopter juga melakukan pengeboman air. Sejauh ini, sudah 750 ton air yang ditumpahkan ke lokasi tersebut," jelas Mayor Ferry.

Dia menyebutkan, Sikorsky merupakan salah satu helikopter andalan Satgas Karhutla Riau dari total lima helikopter bantuan BNPB. Heli tersebut mampu mengangkut empat ton air untuk sekali terbang.

"Kebakaran di sana sudah lima hari. Tiga hari belakangan Sikorskydikerahkan ke sana untuk melakukan pengeboman air di lokasi," kata Ferry.

Dia menyebutkan, kebakaran di Rimbo Panjang sudah menghanguskan 30 hektare lahan. Lokasi ini menjadi langganan kebakaran karena struktur tanahnya yang bergambut.

Sementara anggota Masyarakat Peduli Api Kampar, Heri, yang telah melakukan pemadaman bersama TNI di lokasi dalam lima hari terakhir mengatakan, titik api di lokasi tersebut terbilang sulit untuk ditaklukkan karena kedalaman gambut.

"Kita tim darat terus berupaya agar titik api tidak meluas," katanya singkat.

Sebelumnya di lokasi tersebut, Sikorsky sempat mengalami insiden. Heli buatan Rusia yang diterbangkan dua pilot asing asal Kanada dan Selandia Baru itu diterpa angin kencang pada Jumat pagi 7 Oktober 2016. Akibatnya, bucket atau kantong air lepas ketika sling atau talinya diterjang angin kencang.

Helikopter tersebut juga sempat diistirahatkan pasca peristiwa itu, sebelum akhirnya beroperasi kembali dengan cadangan bucket baru.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya