Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, tepat 33 tahuh silam, 10 Oktober 1983, bumi Aljazair berguncang begitu kuat. Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter mengoyak kawasan Kota El Asnam. Akibatnya, sekitar 3.500 orang tewas. Lindu ini tercatat sebagai gempa paling mematikan sepanjang sejarah Aljazair.
Seperti dimuat BBC, gempa terjadi dua kali pada hari yang sama. Lindu pertama berkekuatan 7,3 SR mengguncang pada pukul 13.30 waktu setempat. Selang tiga jam kemudian, getaran berkekuatan 6,3 SR menggoyang kembali di kawasan yang sama.
Advertisement
Akibat 2 gempa, ratusan bangunan hancur, termasuk rumah sakit pusat, pasar swalayan, masjid, sekolah. Begitu juga Sejumlah komplek perumahan penduduk yang luluh lantak akibat bumi berguncang.
Kerusakan terparah terjadi di rumah sakit. Para pasien, dokter dan perawat nahas tertimpa bangunan. Di pusat bisnis kota, hotel empat lantai runtuh. Sekitar 1.500 kamar hancur dan mengubur penghuni dan pegawai hotel.
Gempa ini menghantam kawasan yang dihuni sekitar 150 ribu warga. Sehingga, petugas memperkirakan ada sekitar 20 ribu orang yang diduga tewas. Namun kemudian diketahui jumlah korban jiwa sekitar 3.500 orang dan 10 ribu orang lainnya terluka.
Pemerintah setempat mengerahkan segenap tim relawan untuk mengevakuasi korban segera mungkin demi menghindari wabah penyakit. Vaksin massal juga digalangkan beberapa minggu setelah kejadian.
Lindu ini adalah kali kedua mengguncang El Asnam. Sebelumnya, pada 1954, gempa mengguncang dan merenggut nyawa 1.657 orang.
Pasca gempa pertama tahun 1954, pemerintah Aljazair memutuskan mengubah nama kota dari Orleansville menjadi El Asnam.Setelah gempa 1980, kota El Asnam diubah namanya oleh pemerintah menjadi Chlef.
Gempa kembali melanda Aljazair pada Mei 2003, tepatnya di Kota Boumerdes, menyebabkan sekitar 2.250 orang tewas dan sekitar 10 ribu orang terluka.
Sejarah lain mencatat pada tanggal 10 Oktober 1780, topan dahsyat menewaskan 20.000-30.000 jiwa di kawasan Karibia. Kemudian, 10 Oktober 1986, gempa bumi mengguncang San Salvador, El Salvador, mengakibatkan sekitar 1.500 orang tewas.