Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, sempat beredar screenshot "curhatan" yang diduga tertulis oleh driver Go-Jek. Screenshot tersebut juga beredar luas di dunia maya, bahkan diunggah ulang oleh beberapa netizen di Twitter.
Pantauan Tekno Liputan6.com, salah satu netizen dengan nama akun @sylvkartika juga mengunggah potongan screenshot curhatan driver ojek online tersebut, meski belum bisa dipastikan benar tidaknya apakah itu memang ditulis driver.
Di dalam screenshot, penulis mengungkap alasan mengapa banyak driver Go-Jek yang menolak untuk menerima order layanan pembelian makanan ini.
"Karena sebagian besar dari driver banyak ojek pangkalan dan minim pendidikan serta agak minder, jadi banyak di antara kami yang tidak mau terima Go-Food. Lagian juga nggak punya duit buat belanja. Kalau pinjam uang ke kantor, prosesnya lama dan balikinnya ribet, jadi banyak yang cancel juga jadinya," tutur penulis yang tidak diketahui nama dan identitasnya ini.
Menurut dia, banyak driver yang merasa serba salah saat menolak order Go-Food karena mereka mau tak mau "dipaksa" sistem perusahaan.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengatakan, sistem Go-Jek yang terbaru sangat "kejam" dengan pemberlakuan performa bagi para driver.
Jadi, mau tak mau para driver harus ambil order jika benar-benar ingin dapat bonus. Lantas, bila nilai belanjanya tidak sesuai kantong (rata-rata Rp 100 ribuan), mereka akan terpaksa menolaknya.
"Mohon dimaklumi, kami ke mall/resto harus parkir Rp2.000 lalu ke kantor kakak customer parkir lagi Rp2.000, tarif yang kakak bayar kena potong lagi 20 persen untuk kantor, jadi sisanya? Hehehe," ia melanjutkan.
Selain itu, mirisnya pengalaman kebanyakan para driver rasakan juga dibeberkan olehnya. Kenyataannya, banyak pelanggan yang seolah tak mau tahu dengan kesulitan pengemudi, serta memberikan penilaian buruk, bahkan tega memberikan uang pas.
“Ada lagi soal belanja yang banyak. Pernah dapat order Chatime, wah asiknya yah minuman segerrr... nah belanjanya ngga tanggung-tanggung kak, 20 gelas. Segelas itu sekitar 700ml, di luar topping aja udah 700 gram, kali aja 20 gelas udah 14 kilogram, packing 1 kantong plastik besar. Angkut dari mall lantai 4 ke basement parkiran, iket dulu biar ga jatoh, anter lagi ke SCBD parkiran sebelah BEJ, jalan nyeberang ke Pacific Place. Kadang udah nyampe di kantor, masih dijutekin bilang lama dan kasih review bintang 4 bahkan kurang (limit rating min 4,4, di bawah itu kami di-suspend), kasih duit pas, gak ada lebihan parkiran.. Pedih tapi yah itu resiko kerja kami sebagai driver."
Tak sampai di situ, ia pun mengimbau kepada pelanggan Go-Food di gedung perkantoran agar merelakan sedikit waktunya untuk turun ke lobi gedung dan mengambil pesanan. Dalihnya, akses dan birokrasi bagi para pengemudi dirasa sulit dan memakan waktu para driver.
"Untuk kakak yang kerja di gedongan tertentu yang susah akses masuknya, plis tolong dong kalau mau cepat bisa turun ke lobby atau pinggir jalan karena beberapa gedung mempersulit kami mengantar ke kakak sekalian," ia menyarankan.
Berikut screenshot lengkapnya:
Hingga berita ini diturunkan, pihak Go-Jek belum memberikan tanggapan resmi terkait curhatan driver tersebut. Yang pasti, tulisan ini mengingatkan kita untuk lebih cermat memilah, yang mana yang bisa kita beli sendiri, atau yang mana yang sebaiknya kita butuh bantuan layanan Go-Food.
(Jek/Ysl)