Liputan6.com, Jakarta Jumat, 7 Oktober 2016, Reza Artamevia bersama kuasa hukumnya datang ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya. Ia melaporkan Gatot Brajamusti terkait kasus dugaan penipuan.
Reza Artamevia merasa tertipu soal penggunaan zat aspat yang sempat lama dikonsumsinya. Aspat tersebut ternyata tak lain adalah narkotika jenis sabu.
Mendapat serangan dari orang terdekatnya sendiri, jelas membuat Aa Gatot terkejut. Padahal, Aa Gatot memegang teguh prinsip, untuk tidak menyeret pihak mana pun terkait seluruh kasus yang membelitnya.
Baca Juga
Advertisement
"Iya kan memang selama ini Aa Gatot tidak mau menyebutkan siapa pun yang terlibat. Apalagi RA (Reza Artamevia) itu, sama sekali tidak mau menyebutkan," tutur Achmad Rifai pengacara Aa Gatot, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (10/10/2016).
Baginya, membuka aib seseorang dalam kasus hukumnya adalah sebuah pantangan. Karena itu, Aa Gatot sempat bersikukuh untuk menanggung seluruh akibat dari tindakannya seorang diri.
"Dia berpikir ini adalah aib. Dan aib yang tidak perlu diungkap ke mana pun, karena dia memegang satu prinsip, orang yang membuka aib, maka meninggalnya aibnya juga akan dibuka. Dia berprinsip itu," dia mengungkapkan.
Namun, dengan tindakan Reza Artamevia yang telah melaporkannya atas tuduhan penipuan, pengacara menyarankan Aa Gatot untuk membuka keterlibatan Reza Artamevia di muka penyidik. Dan, mantan ketua PARFI itu pun menyetujuinya.
"Dengan ngomong kan akan jadi jauh lebih baik. Buka semuanya di depan penyidik, jangan ada yang ditutupi, maka kami motivasi itu. setelah itu baru dia mengatakan, 'Iya,' iya mau ngomong, dia baru mau ngomong nanti ke penyidik," Achmad Rifai menjelaskan.
Tak hanya soal penipuan penggunaan obat terlarang. Rencananya Aa Gatot juga akan membeberkan orang-orang yang terlibat dibalik kasus Aa Gatot lainnya, seperti pesta sabu dan dugaan pelecehan seksual.
