Liputan6.com, Jakarta Umumnya penyakit cacar air lebih sering diderita oleh anak di bawah usia 10 tahun. Namun ternyata orang dewasa juga masih berisiko terkena cacar air, bahkan menyebabkan kondisi yang lebih bahaya dibandingkan usia anak.
Secara medis, penyakit cacar air ini disebut varisela dan banyak orang yang percaya bahwa penyakit ini akan terjadi sekali selama hidup. Tetapi kepercayaan tersebut rupanya hanya mitos belaka. Mengutip health link bc, tidak menutup kemungkinan seseorang kembali terkena cacar air, apalagi jika ketahanan tubuh tidak stabil.
Advertisement
Cacar air pada usia dewasa biasanya akan menimbulkan demam tinggi dan rasa gatal.
Bedanya, cacar air pada usia dewasa berpotensi dengan pneumonia yang menyerang tubuh akibat sistem kekebalan tubuh yang melemah. Bahkan kemungkinan berubah menjadi hepatitis atau ensefalitis, yang merupakan iritasi dan pembengkakan otak dan berpotensi pada kerusakan permanen.
Seramnya, virus ini juga dapat tertidur di dalam tubuh dan muncul kembali beberapa tahun yang mengembangkan herpes zoster. Vaksinasi memang sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya penyakit ini pada tubuh.
Tom DeWitt, M.D., director of general pediatrics dari Cincinnati Children's Hospital, mengatakan dari 90 persen orang dewasa yang mendapat vaksin, hanya 20 persen dari mereka yang mengalami pneumonia dan 10 persen herpes zoster.
Sementara hepatitis dan ensefalitis jarang terjadi, kata DeWitt. Jika cacar air terlanjur menyerang Anda, perbanyaklah mengonsumsi air mineral dan gunakan tylenol, ibuprofen, dan diphenhydramine seperti Benadryl untuk membantu mengurangi rasa gatal. Dikutip dari laman Women's Healthmag, ditulis Senin (10/10/2016).