Liputan6.com, Missouri - Seiring dengan pencalonannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan anggota keluarganya menjadi magnet pemberitaan. Ini bukan hanya soal apa yang mereka lakukan, tetapi juga apa yang mereka kenakan.
Kali ini perhatian tertuju pada istri Trump, Melania. Ketika tampil mendukung sang suami dalam debat capres kedua yang berlangsung di Washington University, St Louis, perempuan berusia 46 tahun yang juga merupakan mantan model itu mengenakan blus berwarna fuschia keluaran Gucci. Demikian seperti dilansir Nymag.com, Senin (10/10/2016).
Advertisement
Sekilas tak ada yang salah dengan blus berleher tinggi tersebut. Potongannya pun tergolong sederhana dan sopan untuk menghadiri acara resmi seperti debat capres.
Namun yang menggelitik, blus berbahan sutra seharga US$ 1.100 atau setara dengan Rp 14 juta itu bernama pussy-bow. Ini seolah mengingatkan banyak orang pada komentar vulgar Trump tentang perempuan.
Beberapa hari sebelum debat berlangsung, media Washington Post memuat sebuah video yang direkam pada 2005. Dalam video itu, Trump melontarkan kata-kata vulgar terhadap perempuan. Pernyataannya tersebut dinilai mewakili sikap Trump yang menempatkan kaum hawa sebagai objek seksual belaka.
Miliarder itu diketahui bicara tentang tindakan paksanya untuk mencium dan menggerayangi perempuan. Ia bahkan sempat bangga mengatakan bahwa jika ingin ia bisa saja memperkosa perempuan.
Meski demikian, blus Melania tak ada kaitannya dengan pernyataan vulgar sang suami. Hal tersebut ditegaskan tim sukses Trump kepada CBS.
Menurut mereka pemilihan blus yang dikenakan Melania sama sekali tidak bertujuan untuk melambangkan sesuatu atau disengaja bersinggungan dengan apa pun.
Atasan bergaya leher tinggi seperti yang dikenakan Melania memang tengah tren. Ini tak lepas dari peran rumah mode Gucci yang kembali mempopulerkannya belakangan ini.
Blus pussy-bow ditengarai memiliki sejarah tersendiri, terutama di kalangan feminis. Beberapa membencinya karena mengingatkan kembali pada era 1970-an dan 1980-an di mana perempuan memasuki dunia kerja secara massal.
Saat itu perempuan harus memakai busana yang sesuai dengan standar pekerja pria. Muncullah pussy-bow yang dinilai setara dengan paduan kemeja dan dasi. Demikian seperti dikutip dari Quartz.
Sebagian perempuan lainnya meyakini pula bahwa ikatan pada leher blus ini mirip dengan alat kelamin perempuan. Jenis atasan pussy-bow ini juga melekat dengan gaya busana Margaret Thatcher, mantan Perdana Menteri Inggris.
Ia disebut memilih blus pussy-bow tersebut karena "jauh lebih lembut dan cantik". Ini kontras dengan kepribadiannya yang dikenal keras dan lugas.
Sementara itu, apa pun tujuan di balik pilihan Melania mengenakan blus ini, ia dianggap gagal. Karena bukannya mengundang simpati, ia justru membawa ingatan banyak orang kembali pada pernyataan tak senonoh Trump.
Sebenarnya, tak lama setelah skandal video 2005 itu beredar, Melania sudah mengkritik pernyataan vulgar sang suami.
"Kata-kata yang disampaikan suami saya tak dapat diterima dan menyinggung saya. Itu tidak mewakili laki-laki yang saya kenal, yang memiliki hati dan pikiran seorang pemimpin. Saya harap orang-orang akan menerima permintaan maafnya sebagaimana yang saya lakukan dan fokus pada isu-isu penting dihadapi AS dan dunia," kata Melania.