Liputan6.com, Jakarta - Kamar tidur dengan sentuhan klasik yang elegan, dengan kasur empuk ukuran king-size dan furnitur kelas atas; persediaan minuman champagne melimpah; dan pemandangan langit biru yang luar biasa.
Mungkin Anda mengira, itu adalah deskripsi sebuah suite hotel bintang lima, namun nyatanya itu adalah kabin pesawat Airbus A330 VIP yang segera diluncurkan.
Dibanderol seharga US$ 200 juta atau Rp 2,59 triliun, kapal terbang itu layak dijuluki 'istana terbang' bagi kaum '1 persen'.
Advertisement
Pesawat tersebut saat ini sedang dilengkapi oleh Comlux, perusahaan Swiss yang punya spesialisasi mendesain, melengkapi, dan mengoperasikan kabin jet-jet korporat secara mewah dan 'berseni'.
Permintaan pesawat pribadi, dengan kemewahan yang hanya bisa dibayangkan orang awam, melonjak dalam beberapa dekade terakhir, seiring peningkatan dramatis jumlah miliarder dan jutawan di dunia.
Pesawat pribadi mungkin dianggap 'hal biasa' bagi kaum tajir -- moda transportasi itu sudah hadir dalam berbagai ukuran dan bentuk, namun pesawat VIP punya status lebih tinggi.
Untuk melayani pasar ini, sejumlah perusahaan pesawat besar mengembangkan versi korporat dari kapal terbang mereka yang terlaris di pasaran.
Boeing punya Boeing Business Jet (BBJ), sementara rival kuatnya asal Eropa memiliki Airbus Corporate Jet (ACJ).
Varian produk mereka merupakan konfigurasi khusus dari Airbus A320 dan Boeing 737. Namun, mereka yang berkantung tebal juga memesan yang lebih besar seperti Boeing 747 dan Airbus A340 atau versi teranyar Boeing 787 dan Airbus A350.
Sementara, Comlux bertugas melengkapinya untuk melayani kebutuhan para pelanggan spesial.
"Wajar jika perusahaan seperti Airbus dan Boeing punya divisi khusus untuk melayani klien VIP" kata CEO Comlux, Richard Gaona seperti dikutip dari CNN, Senin (10/10/2016).
"Pasar ini adalah soal emosi. Bukan hal luar biasa jika klien menghubungi Anda tengah malam, untuk mendiskusikan rincian dekorasi pesawat."
Saat ini ada sekitar 300 pesawat yang dikonfigurasi untuk VIP yang terbang ke seluruh dunia.
Beberapa di antaranya adalah milik pemerintah, yang digunakan untuk menerbangkan kepala negara dan rombongan mereka.
Air Force One, pesawat kepresidenan Amerika Serikat mungkin adalah yang termahsyur, namun sejumlah negara juga punya kapal terbang semacam itu.
Perusahaan besar dan para individu super-kaya juga menjadi pasar bagi segmen paling atas dalam industri penerbangan.
"Sejumlah orang yang terbang dengan jet korporat atau VIP mungkin memiliki pesawat pribadi yang lebih kecil untuk perjalanan bisnis tunggal, tapi mereka mungkin membeli atau menyewa pesawat yang lebih besar saat terbang dengan keluarga dan rombongan besar mereka," tambah Gaona.
Dekorasi Semahal Harga Pesawat
Meski berbagi badan pesawat yang serupa dengan maskapai komersial biasa, pasar bagi jet-jet mewah memiliki pertimbangan yang sama sekali berbeda.
Jika maskapai kebanyakan menekankan faktor ekonomis dan efisiensi, pesawat khusus lebih fokus pada kinerja.
A330 yang didekorasi Colmux misalnya, bisa membawa 60 penumpang dengan kenyamanan maksimal. Mereka juga bisa tetap berada di udara selama lebih dari 17 jam tanpa harus isi ulang bahan bakar.
"Untuk para klien kami, daya jelajah dan kapasitas itu penting," kata David Velupillai, kepala marketing Airbus Corporate Jets. "Para kepala negara, misalnya, menghargai kemampuan perjalanan jauh tanpa dipaksa berhenti untuk mengisi bahan bakar di sepanjang jalur."
Selain kemampuan teknis, bagi sebagian orang elemen paling menarik pada pesawat VIP adalah interior kabin.
Bukan hal aneh bagi para pembeli jet korporat untuk mengeluarkan uang seharga pesawat itu sendiri, bahkan mungkin lebih, untuk interior.
Produsen pesawat menawarkan beberapa pilihan untuk desain 'standar'. Namun dengan uang US$ 87 juta -- seharga pesawat Airbus ACJ319 -- pembeli bisa mengubah kabin sesuai dengan keinginan dan gaya mereka.
Mendesain dan melengkapi interior kabin bukan pekerjaan gampang, itu mengapa hanya segelintir perusahaan yang sanggup melakukannya.
Sebab, hasil akhirnya tak hanya memuaskan mata dan cocok dengan keinginan 'paling ekstrem' para pelanggan, tapi juga wajib sesuai dengan regulasi keselamatan serta struktur dan operasional pesawat.
Hadirnya generasi baru pesawat VIP seperti 787 dan Airbus A350 membuat pekerjaan makin rumit. Sebab, jet-jet tersebut menggunakan material komposit yang lebih ringan dari logam biasa. Sejumlah penyesuaian bahan interior harus dilakukan.
"Pesawat komposit jenis baru menjadi tantangan baik bagi desainer, insinyur, produsen dan manajer kunci," jelas seorang sumber di Kestrel Aviation, perusahaan Australia pertama yang mendekorasi Boeing 787 VIP. "Dalam beberapa hal itu seperti beralih dari mobil klasik ke Tesla (mobil listrik), tapi secara eksponensial."
Advertisement
Berlapis Emas
David Velupillai dari Airbus menjelaskan, selera orang-orang kaya soal interior pesawat kebanyakan bertolak belakang dari apa yang diperkirakan banyak orang.
Mayoritas mereka memilih warna dan dekorasi yang relatif netral, sehingga, nilai jual kembali dari pesawat tak lantas anjlok.
"Banyak dari klien kami tidak mencari hal eksotis. Mereka adalah orang-orang yang sangat sibuk, yang dicari adalah peluang menjalankan gaya hidup mereka pada saat bepergian. Kebanyakan pesawat berfungsi ganda sebagai kantor atau rumah," kata dia.
Perlengkapan dan furnitur di pesawat sering kali tak seperti yang terlihat. Apa yang tampak seperti kayu solid dibuat dari material yang lebih ringan untuk menghemat berat, kemudian ditutupi lapisan kayu tipis.
Namun, untuk lapisan emas kebanyakan nyara adanya. Sejumlah pesawat menggunakan 200 sampai 300 kilogram emas murni untuk melapisi perlengkapan dan dekorasi lainnya.
Hal wajib dalam pesawat semacam itu adalah sistem hiburan dan koneksi internet satelit yang cepat.
Richard Gaona, dari Comlux, menjelaskan bahwa perusahaannya juga melengkapi pesawat dengan alat untuk menjaga kelembaban selama penerbangan, agar perjalanan lebih menyenangkan untuk para penumpang
Hal itu dimungkinkan dengan menyediakan 600 liter air dan menghubungkannya ke vaporizer atau pengatur kelembaban yang tersebar di seluruh kabin. Bahkan dimungkinkan bagi Airbus A330 membawa mobil sport.
Airbus A380 yang berjuluk the A380 Flying Palace alias Istana Terbang diperkirakan menempati status tertinggi soal kapal terbang mewah.
Prince Al-Waleed bin Talal dari Saudi Arabia memesan pesawat itu pada 2007, namun dibatalkan sebelum pekerjaan dekorasi dilakukan.
Kini pihak perusahaan mengincar konsumen baru, para jutawan anyar dari Asia, Afrika dan Timur Tengah.