Liputan6.com, Jakarta - Maulwi Saelan meninggal dunia hari ini (10/10/2016) ketika dirinya menginjak usia 90 tahun. Semasa hidupnya, banyak kisah yang telah dilaluinya, baik ketika di dunia militer maupun dalam sepak bola nasional.
Kehidupan Maulwi tidak lepas dari peran sebagai penjaga. Dia penjaga gawang legendaris Timnas Indonesia era 1954-1958 dan penjaga setia Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno.
Baca Juga
Advertisement
Ia sudah aktif ikut perjuangan melawan penjajah pasca kemerdekaan RI pada 1945. Darah pejuang mengalir deras di dalam keluarganya, ayahnya adalah Amin Saelan yang tercatat sebagai tokoh perjuangan dan pendiri Taman Siswa di Makassar, sedangkan kakaknya, Emmy Saelan, dikenal sebagai pejuang wanita.
Lahir di Makassar, karier sepakbolannya dimulai ketika sang ayah membangun klub bernama MOS di Makassar dan memnbutuhkan kiper. Maulwi bersedia menjadi kiper dan ternyata bakatnya semakin terlihat di sana.
Ketika hijrah ke Jakarta, dia mendapat kesempatan mengawal gawang tim Jakarta Raya di PON I-1948 Solo. Aksi-aksi Maulwi di bawah mistar membuatnya dipanggil membela Timnas Indonesia di Asian Games 1951 New Delhi, India.
Pencapaian terbaik Maulwi yakni kala membawa Tim Garuda finis di urutan ketiga Asian Games 1954 dan sabet perunggu Asian Games 1958. Dia juga turut tampil di Olimpiade Melbourne 1956 bersama Timnas Indonesia yang dilatih Tony Pogacnik, dan lolos ke babak delapan besar. Aksi Maulwi yang terkenal adalah saat menahan gempuran Uni Soviet hingga waktu tambahan.
Sayang, langkah timnas Indonesia tetap terhenti di 8 besar. Dengan berakhirnya laga dengan skor 0-0, pertandingan ulang pun digulir. Saat itu belum ada peraturan laga dilanjut ke adu penalti jika hingga extra time skor ke-2 tim masih imbang. Di pertemuan ke-2, timnas Indonesia dihajar Uni Soviet 4 gol tanpa balas.
Selain dikenal sebagai kiper legendaris timnas Indonesia, Maulwi juga pernah menjadi ajudan Soekarno yang paling setia. Ia bahkan orang yang menemani Bung Karno hingga akhir hidupnya. Tak heran, hingga wafat Maulwi amat mengagumi sosok Soekarno.
Profil
Nama: Maulwi Saelan
Kelahiran: Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Agustus 1926
Tinggi/berat: 169 cm/85 kg
Kebangsaan: Indonesia
Agama: Islam
Istri: Tjitji Awasih Saelan
Anak: Djagat Surachman, Kilat Maulwi, Shinta Sari Saelan
Fatih Wadya Saelan, Shifa Sari Saelan, Asha Wadya Saelan
Karier Maulwi dalam sepakbola nasional
1948: Kiper tim Jakarta Raya PON I-1948, Solo
1953: Kapten dan kiper tim Sulawesi Selatan PON III-1948, Medan
1950-1962: Berkarier sebagai pesepakbola nasional
1951-1956: Kiper dan kapten timnas Indonesia di ASIAN Games 1951 New Delhi, Asian Games 1954 Tokyo (urutan 3), Olimpiade 1956 Melbourne, Juara Pra Piala Dunia Zona Asia 1958, Tur Asia (Manila-Hongkong-Bangkok) 1955, Tur Eropa Timur (Rusia, Yugoslavia-Jerman Timur-Chekoslowakia) 1956
1964-1967: Ketua Umum PSSI
Agustus 1979: Mengarang buku Sepakbola
Pengurus Yayasan Sekolah Sepakbola Indonesia (YSSI)
Pengurus Gawang Jakarta, Pengurus Remtar Jakarta, Pengurus Persija Jakarta
1977-1981: Pengurus PSSI, Ketua Evaluasi dan Teknik Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Ketua Dewan Pelatih/Korp Pelatih PSSI
1979: Chief de Mission bersama tim manajer timnas Indonesia Sutjipto Suntoro di 16 Besar Piala Dunia Yunior
1989: Pembawa bendera wakili mantan pesepakbola pada PON XII-1989, 18 Oktober 1989, Jakarta
1991-1999: Dewan Penasehat PSSI