Liputan6.com, New York - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) di tengah kenaikan sebagian besar sektor. Penguatan ini didorong harga minyak, dan hasil debat Calon Presiden Amerika Serikat (AS) yang melihat Hillary Clinton dari Demokrat lebih unggul dibandingkan Donald Trump dari Republik.
Clinton memberikan dampak lebih positif bagi pasar karena posisinya lebih dikenal daripada saingannya Donald Trump, menurut jajak pendapat Reuters.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 127,61 poin, atau 0,7 persen ke posisi 18.368,1 poin.
Sementara indeks S & P 500 naik 12,42 poin atau 0,58 persen menjadi 2.166,16 poin dan Nasdaq Composite .naik 34,29 poin atau 0,65 persen ke 5.326,70 poin.
Baca Juga
Advertisement
Sepuluh dari 11 indeks besar S & P 500 menguat, dipimpin kenaikan di sektor energi mencapai 1,36 persen.
Jajak pendapat CNN/ORC menemukan bahwa 57 persen berpikir Clinton memenangkan hasil debat, melawan 34 persen di sisi Trump.
Bursa juga dipengaruhi harga minyak dunia yang naik 2,8 persen dan menyentuh posisi tinggi dalam satu tahun karena spekulan menaikkan taruhan bahwa harga akan menguat di tengah adanya kesepakatan antara produsen OPEC untuk mengendalikan tingkat output.
"Investor akan merenungkan debat presiden dan mengikuti peristiwa di pasar komoditas, terutama minyak," kata Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar First Standard Financial di New York.
Namun laba dari saham yang ada di indeks S&P 500 diperkirakan turun 0,7 persen, menurut data Thomson Reuters.
Dolar yang telah berayun antara keuntungan dan kerugian selama lima hari perdagangan terakhir, naik 0,2 persen terhadap sekeranjang mata uang utama. Namun Pound jatuh lagi pada hari Senin.
Adapun saham yang mencetak kenaikan adalah Exxon dan Chevron yang berada di antara pengaruh indeks S&P dan Dow.
Dan yang harus menuai kerugian, seperti Twitter yang turun 12,3 persen setelah Bloomberg melaporkan jika penawar potensial atas perusahaan ini telah kehilangan minatnya.