Liputan6.com, Nusa Dua - Direktorat Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali menggelar Forum Kebudayaan Dunia atau World Culture Forum (WCF) 2016 di Bali. Dirjen Kebudayaan Kemdikbud Hilmar Farid menjelaskan acara ini merupakan kelanjutan dari Bali Promise 2013 lalu.
"Kalau 2013 kan sudah ada Bali Promise, sekumpulan janji yang dibuat oleh para peserta waktu itu mengenai tempatnya kebudayaan dalam pembangunan," ujar Hilmar di Bali, Selasa (11/10/2016).
Advertisement
Kemudian, untuk menepati janji dalam Bali Promise itu pada 2016 menggelar WTC sebagai landasan untuk mendiskusikan agenda aksi.
Menurut dia, selama ini masyarakat selalu berpikir tentang pertumbuhan ekonomi dalam arti sempit. Pertumbuhan ekonomi bisa mendatangkan keuntungan dan kemakmuran.
"Ukuran itu yang dipakai. Sementara ukuran yang lain yang menurut kita tak kalah penting adalah soal yang berkaitan dengan kebudayaan," ujar dia.
"Kata kuncinya mungkin kebahagiaan. Seberapa bahagia kita di dalam pertumbuhan yang pesat itu, benar enggak sih korelasinya berbanding lurus dengan kebahagiaan, atau malah jangan-jangan tidak," sambung dia.
Hilmar pun memberi contoh di Jepang dan Korea. Menurut pria berbadan tinggi ini, kedua negara tersebut pertumbuhan perekonomiannya sangat tinggi, tetapi tingkat bunuh dirinya juga tinggi.
"Karena anak-anaknya enggak lagi merasa mendapat kebahagiaan atau dimensi spiritualnya," ucap Hilmar.
Sehingga dengan mempertimbangkan kebudayaan, dapat melihat ekonomi dengan cara berbeda.
"Apakah benar semua investasi yang kita lakukan untuk membuat sesuatu tumbuh atau sebetulnya investasi bisa dilakukan dengan cara menyebar jadi semua orang bisa merasakan. Ini kan pemikiran sangat mendasar," ujar dia.
Hilmar mengatakan, nantinya semua komponen akan ikut berpartisipasi untuk berkolaborasi dalam bidang kebudayaan. Untuk itu, pihaknya akan segera membuat pertemuan lanjutan untuk membicarakan hasil WCF secara detail dengan beberapa pemangku kepentingan.
"Yang kita kurang itu koneksi dan kolaborasi. Apa yang kita lakukan di sini itu, harusnya mempunyai gema di tempat-tempat lain. Nah kita udah cek bicara awal dengan rekan dari beberapa negara sudah ada kolaborasi dan koneksi, nah tinggal kita cek dengan WCF ini," pungkas Hilmar.