Liputan6.com, Port-au-Prince - Korban tewas di Haiti akibat terjangan Badai Matthew meningkat menjadi 1.000 orang. Menurut keterangan seorang pejabat pemerintah, jasad para korban mulai dikuburkan di pemakaman massal.
Badai terkuat di Karibia dalam satu dekade itu menerjang Haiti pada 4 Oktober lalu, dengan kekuatan 233 km/jam disertai hujan lebat yang menyebabkan 1,4 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Advertisement
Dikutip dari Reuters, Selasa (11/10/2016), Haiti memiliki populasi sekitar 10 juta jiwa dan merupakan negara termiskin di Amerika.
Menurut keterangan pejabat pemerintah pusat, Kedner Frenel, pihak berwenang mulai mengubur jasad korban di pemakaman massal Jeremie karena tubuh mereka mulai terurai.
Frenel mengatakan, 522 korban tewas berasal dari Departemen Grand'Anse. Sebuah penghitungan jumlah korban tewas lainnya yang dilaporkan wali kota dari 15 kotamadya di Departemen Sud menunjukkan, sebanyak 386 jiwa menjadi korban di sana. Sementara itu, 92 orang lainnya dilaporkan meninggal di luar wilayah tersebut.
Pejabat pemerintah menyebut, terdapat kekhawatiran besar tentang menyebarnya kolera. Menanggapi hal itu, pihak berwenang berfokus menyediakan air, makanan, dan obat-obatan untuk ribuan orang yang tinggal di penampungan.
Kolera menyebabkan diare berat dan dapat membunuh dalam hitungan jam jika tidak diobati. Penyakit itu bisa menyebar melalui air yang terkontaminasi dan memiliki masa inkubasi singkat, sehingga menyebabkan wabah tersebar dengan cepat.
Tim pemerintah menyebar di seluruh ujung barat daya Haiti selama akhir pekan, untuk memperbaiki pusat pengobatan dan mencapai pusat wabah.