Kisah Tragis Huda, 24 Tahun Berada di Kursi Roda

Huda, laki-laki berusia 24 tahun ini terpaksa berada di kursi roda selama hidupnya

oleh Liputan6 diperbarui 11 Okt 2016, 11:30 WIB
Kisah Tragis Huda, 24 Tahun Berada di Kursi Roda

Liputan6.com, Jakarta Dua puluh empat tahun silam terjadi endemi polio di Kelurahan Palembuan, Kecamatan Banjarmasin Barat. Peristiwa mengenaskan ini menyebabkan puluhan bayi menderita polio. Tak terkecuali bayi mungil berumur 1 tahun bernama Nurul Huda. Meski kedua orang tuanya telah memberi vaksin polio, takdir berkata lain. Bayi itu telah terkena virus polio sebelum divaksinasi.

Kondisi tersebut membuat Arpah (60) dan suaminya hanya bisa pasrah dan berdoa semoga ada keajaiban untuk kesembuhan Huda. Demi kesembuhan anak bungsunya, mereka membawa Huda kecil ke berbagai pengobatan, mulai dari pengobatan tradisional hingga modern.

“Demi menyembuhkan Huda, kami menjual barang-barang dan meminjam uang tetangga. Kami ingin melihat anak kami seperti anak lain, namun nasib berkata lain.

Huda tidak bisa berjalan karena polio yang menyerangnya. Kami yang saat itu bekerja serabutan hanya bisa pasrah dan berdoa agar ada keajaiban menimpa Huda” kata Arpah kepada tim Rumah Yatim, Selasa (05/10)

Sekarang, kondisi laki-laki yang sering disapa Huda ini hanya bisa bergantung pada kursi roda butut dan tangan tulus Arpah . Walaupun ia belum bisa merasakan nikmatnya berjalan, berlari dan melompat. Ia tidak pernah menunjukan raut wajah murung. Ia pun tidak pernah mengeluh dengan kondisinya. “Huda itu anaknya ramah dan murah senyum. Ia yang selalu menguatkan saya dan ia adalah penyemangat saya,” kata Arpah

Arpah yang saat ini hanya seorang buruh cuci kudu banting tulang membesarkan ketiga anaknya, termasuk si bungsu Huda. Kedua anak Arpah yang lebih besar saat ini menganggur, sehingga belum bisa meringankan kebutuhan keluarga.

“Sepeninggal suami 6 tahun lalu membuat saya harus menjadi orang tua tunggal ketiga anak saya. Saya harus bekerja lebih keras untuk menghidupi mereka dan membayar uang kontrakan rumah.” Ucap Arpah

Kisah Huda dan kuatnya Arpah menjadi alasan Rumah Yatim menyambangi kediaman mereka. Kehadiran Rumah Yatim di kediaman Arpah langsung disambut hangat Huda yang saat itu sedang berada di teras rumah.

Huda yang tidak seperti pemuda lainnya hanya bisa berteriak memberi tahu ibunya bahwa ada tamu datang. Arpah yang saat itu sedang beristirahat dari pekerjaannya langsung sigap menemui kami.

“Kami datang karena suatu amanah yang harus kami sampaikan untuk Huda. Amanah ini berasal dari para donatur yang menitipkannya kepada Rumah Yatim, ” kata Deni sembari memberikan santunan kesehatan senilai Rp 200.000 untuk Huda

Huda yang saat itu berada di samping Arpah langsung meneteskan air mata kebahagiaan. “Huda senang, Pak, soalnya ada yang sudah peduli sama Huda. Terima kasih, Pak, atas segala kebaikannya, terima kasih kepada para donatur yang telah menitipkan amanahnya. Semoga Allah memberikan keberkahan dan perlindungan untuk Rumah Yatim dan para donatur,” kata Arpah

Huda yang berbicara terbata-bata pun mengucapkan rasa terima kasihnya kepada tim Rumah Yatim karena telah menyampaikan amanahnya.

Tidak hanya Huda, Rumah Yatim pun menyambangi Siti Anisah (50) yang saat itu jaraknya tidak berjauhan dengan kediaman Arpah. Rumah Yatim pun memberikan santunan kesehatan untuk Siti.

Siti merupakan janda yang sudah 25 tahun mengalami kelumpuhan di bagian kaki karena penyakit stroke yang ia idap. Wanita paruh baya ini ditinggal pergi suami karena kelumpuhannya.

Ia tidak dikaruniai anak, sehingga ia hanya bisa bergantung pada keluarga adiknya. “Alhamdulillah terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur yang atas kebaikan dan kepeduliannya. Saya hanya bisa berdoa semoga semua kebaikannya dibalas oleh Allah,” kata Siti

Penulis:

Sinta Guslia

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya