Bantu Perkembangan Teknologi RI, Inggris Kucurkan Dana Rp 12 M

Menteri Inggris untuk Asia, Alok Sharma melakukan kunjungan kerja ke Jakarta pada Selasa 11 Oktober 2016.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 11 Okt 2016, 12:27 WIB
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir (kanan) dan Menteri Inggris untuk Asia, Alok Sharma (kiri). (Liputan6.com/Andreas Gerry Tuwo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Inggris untuk Asia, Alok Sharma melakukan kunjungan kerja ke Jakarta. Lawatannya kali ini membuahkan sebuah nota kesepahaman (MoU) antara pemerintahnya dengan Kementerian Teknologi dan Riset.

Penandatanganan nota antara Alok dan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe dilangsungkan di Gedung BPPT. Turut disaksikan Menteri Riset dan Teknologi Dirjen Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhamad Nasir dan Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.

Seusai penandatanganan MoU, Alok menyebut pemerintahnya berkomitmen menyediakan pelatihan technopreneurs bagi Indonesia. Lalu proyek inovasi perkembangan bidang teknologi senilai 800 ribu pound sterling atau sekitar Rp 12,8 miliar.

"Inggris adalah yang terdepan dalam inovasi global, Indonesia pun adalah mitra penting bagi program newton fund yang adalah program layanan pembangunan senilai 375 pound sterling(di seluruh dunia) yang bertujuan untuk mempromosikan kerjasama di bidang riset dan teknologi," kata Alok di Gedung BPPT, Selasa (11/10/2016).

"Dalam era inovasi ini, Inggris akan terus berkolaborasi dengan rekan-rekan penting seperti Indonesia untuk dapat menghadapi tantangan global," sambung dia.

Senada dengan Alok, Menteri Nasir mengatakan, dirinya yakin bantuan ini begitu berguna bagi dunia ilmu pengetahuan di Indonesia. Pasalnya, dana tersebut akan digunakan untuk membangun kapasitas komunitas ilmu pengetahuan di Tanah Air.

"Kami ingin mengadopsi keahlian Inggris dan membangun kerjasama dengan cara membantu para inovator mempelajari praktiknya dan berkolaborasi dalam proyek-proyek bersama," ucap Nasir.

"Tahun ini akan menjadi langkah awal dari apa yang kita harapkan, yakni kolaborasi bilateral yang bermanfaat di bidang ilmu pengetahuan dan inovasi," pungkas Nasir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya