Sering Bencana, Dana Darurat Malang Nyaris Habis

Dana banyak terpakai untuk penanggulangan bencana dengan kriteria banjir, tanah longsor, puting beliung sampai dampak erupsi Gunung Bromo.

oleh Zainul Arifin diperbarui 11 Okt 2016, 13:30 WIB
Gunung Bromo memuntahkan abu vulkanik ke udara di Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (13/7). Bandara Abdul Rahman Saleh, Malang, sempat ditutup akibat erupsi Gunung Bromo yang membawa abu vulkanik ke arah barat-barat daya. (BAY Ismoyo/AFP)

Liputan6.com, Malang - Anggaran siap pakai untuk darurat bencana di Kabupaten Malang, Jawa Timur, sampai awal Oktober ini telah terpakai 60 persen. Ini disebabkan berbagai bencana alam datang silih berganti di berbagai wilayah di daerah tersebut.
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Hafi Lutfi mengatakan, alokasi dana siap pakai untuk darurat bencana di lembaganya sebesar Rp 1 miliar telah terserap Rp 600 juta.
 
"Dana siap pakai itu sudah banyak terpakai untuk penanggulangan bencana dengan kriteria banjir, tanah longsor, puting beliung sampai dampak erupsi Gunung Bromo," kata Hafi di Malang, Selasa (11/10/2016).
 
Dana dipakai mulai dari pendirian posko erupsi Gunung Bromo di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, posko siaga banjir di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudho, yang langganan banjir, serta perbaikan rumah warga dan sarana umum terdampak bencana lainnya di berbagai wilayah.
 
Meski 2016 masih terus berjalan, Hafi mengaku penanganan bencana di Kabupaten Malang sepanjang tahun ini tak akan terkendala anggaran.

Soalnya, usulan tambahan dana siap pakai sebesar Rp 200 juta melalui Perubahan Alokasi Anggaran (PAK) APBD 2016 telah disetujui.
 
"Penanganan bencana juga tidak hanya di BPBD. Bisa melibatkan juga dari instansi lain yang mengalihkan anggaran mereka untuk penanggulangan bencana," ucap Hafi.
 
Ia menjelaskan, ada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang untuk perbaikan infrastruktur terdampak bencana.

Misalnya, Dinas Pengairan dapat membantu pembangunan bronjong di tanggul sungai yang jebol. Atau, bantuan dari instansi lain memasok kebutuhan air bersih.
 
"Kami juga ajak berbagai kelompok peduli bencana untuk bersama–sama kerja bakti massal di kawasan terdampak bencana," kata Hafi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya