Kapolri Akui Legitimasi Polri Menurun

Publik mengharapkan Polri dapat menjadi lembaga penegak hukum yang berkualitas.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 11 Okt 2016, 14:07 WIB
Di depan Pansus RUU Terorisme DPR, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memaparkan soal perkembangan paham radikal di Indonesia dan cara menangani aksi teror yang tepat pada era reformasi, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku perlu adanya perbaikan menyeluruh di dalam institusinya. Sebab saat ini kepercayaan publik terhadap Polri masih turun. Bahkan menurut Tito, sejumlah survei menempatkan Polri sebagai lembaga yang kurang dipercaya publik.

"Sama seperti, mohon maaf, DPR dan Kejaksaan. Survei juga menyebut lembaga terkorup," kata Tito dalam acara coffee break 100 hari kepemimpinannya di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (11/10/2016).

"Terlepas benar atau tidak survei itu, ini jadi evaluasi. Legitimasi pada Polri menurun. Kebijakan yang saya ambil, sama-sama kita jalankan. Polri ini harus bisa menaikkan kepercayaan publik," ucap mantan Kapolda Papua.

Dari segi institusi, menurut Tito, Polri merupakan institusi terbesar setelah TNI. Publik mengharapkan Polri dapat menjadi lembaga penegak hukum yang berkualitas.

"Anggaran juga demikian, hampir Rp 70 triliun. Ini menunjukkan keseriusan, kesungguhan masyarakat agar Polri bisa mengawal reformasi. Tapi apa yang terjadi beberapa waktu terakhir, kepercayaan publik menurun," ucap mantan Kepala BNPT ini.

Tito pun berkomitmen selama kepemimpinannya, Polri harus dapat dipercaya publik. Bahkan kepercayaan publik berlanjut pada kepemimpinan Polri ke depan.

"Oleh karena itu saya merumuskan sejumlah paket kebijakan pembangunan Polri. Paket pertama promoter, profesional, modern dan terpercaya," tandas Tito.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya